SIAPAKAH Rum yang dimaksud dalam hadis tersebut, sejarah telah mencatat bahwa Peristiwa pecahnya kerajaan Romawi berawal dari pembagian wilayah menjadi Romawi Barat dan Romawi Timur tetapi masih merupakan kerajaan Romawi. Karena Romawi sudah tidak sanggup lagi mengatur wilayahnya yang terlalu luas. Romawi Timur berpusat di di Byzantium (Kostantinopel) yang sekarang bernama Istanbul(di wilayah negara Turki sekarang).
Sedangkan Romawi Barat berpusat di Roma. Pendiri Kekaisaran Romawi timur ialah Costantyn yang Agung. Kaisar ini sudah dari awal membenci Islam. Juga diteruskan cucunya Kaisar Heraclius. Setelah pasukan Islam kuat mereka berupaya menaklukkan Kostantinopel tetapi selalu gagal. Akhirnya tahun 1453 M Muhammad al-Fatih menaklukkan kota benteng terkuat dan terakhir Romawi itu.
Akhirnya kerajaan Romawi pun tamat. Sedangkan Romawi barat setelah terjadi revolusi di dataran Eropa kerajaan Romawi barat tetap masih berdiri kokoh meskipun wilayah kekuasaannya hanya di wilayah Vatikan. Akan tetapi semua umat kristen khatolik di wilayah Eropa masih tetap tunduk kepada pemimpin Vatikan.
Berdasarkan fakta sejarah di atas ini membuktikan bahwa Rum yang di maksudkan di atas ialah kerajaan Romawi barat karena zaman sekarang hanya Romawi barat yang tetap eksis. Didalam hadis yang lain Rasulullah menjelaskan siapa bangsa Rum yang bedamai dengan kaum muslimin dalam hal ini Rasulullah menyebut mereka Bani Asfar yaitu bangsa berkulit kuning atau bangsa pirang dan kebanyakan ulama menjelaskan bahwa mereka adalah bangsa Eropa. Sebagaimana hadist Rasulullah SAW.
“Auf bin Malik al-Asyja’iy berkata: Aku menemui Nabi SAW lalu aku ucapkan salam. Nabi SAW: Auf ? Ya, benar. Nabi SAW bersabda: Masuklah. Semua atau aku sendiri? Nabi SAW menjawab: Masuklah semua. Nabi SAW bersabda: Wahai Auf, hitung ada enam tanda Kiamat. Pertama, kematianku. Kalimat Nabi SAW ini membuatku menangis sehingga Nabi SAW membujukku untuk diam. Aku lalu menghitung: Nabi SAW bersabda : yang pertama Penaklukan Baitul Maqdis: yang kedua Kematian yang akan merenggut umatku dengan cepat seperti wabah kematian kambing. Yang ketiga Konflik dahsyat yang menimpa umatku. Yang keempat harta membumbung tinggi nilainya hingga seseorang diberi 100 dinar masih belum puas. Yang kelima. Terjadi gencatan senjata antara kalian dengan Bani Ashfar (bangsa pirang), lalu mereka mendukung kalian dengan 80 tujuan. Apa maksud tujuan? Nabi SAW bersabda: Maksudnya panji. Pada tiap-tiap panji terdiri dari 12.000 prajurit. Benteng umat Islam saat itu di wilayah yang disebut Ghauthah, daerah sekitar kota Damaskus.” (HR. Imam Ahmad)
Dari analisis hadis di atas maka perdamaian dengan Rum merupakan perdamaian yang memang sudah di nubuatkan oleh Rasulullah. Dan hal ini di benarkan dalam Islam selama kaum muslimin tidak menjadikan mereka sebagai sekutunya. Karena sifat perdamaian itu hanya sementara. Dalam nubuat hadist diatas setelah kaum muslimin berdamai dengan Rum kemudian berhasil menaklukkan musuh bersama yaitu Rezim Suriah Bashar Asad.
Kemudian Rum berkhianat mereka mencoba membajak revolusi tersebut dan mengatakan merekahlah yang lebih unggul dalam peperangan dan mereka yang berhak mendapatkan kemenangan. Para mujahidin tidak bisa menerimanya Karena kenyataannya yang paling berperan dilapangan adalah kaum muslimin seperti Daulah Islam Iraq dan Syam, Ahrar Syam, Jubhah al-Nusrah dan lain-lain.
Maka berdasarkan nubuat di atas setelah Bashad Asad tumbang kaum muslimin akan berperang lagi dengan bangsa Rum yaitu Eropa. Kemudian mereka bersekutu dengan delapan puluh negara untuk memerangi mujahidin, tiap-tiap negara terdiri dari 12.000 pasukan. Inilah perang yang paling dasyat yang terjadi di akhir zaman sehingga dalam hadist di jelaskan perang tersebut di kenal dengan al-malhamah al-kubra. Rasulullah telah menjelaskan bahwa peperangan terdahsyat di akhir zaman pusat kepemimpinan kaum muslimin berada di Damaskus.
Rasulullah SAW bersabda : “Pusat kepemimpinan kaum Muslimin pada hari peperangan yang paling besar adalah di sebuah negeri yang bernama Ghuthah, yang mana di negeri itu terdapat sebuah kota yang bernama Damsyik (Damaskus). Ia merupakan tempat tinggal yang terbaik bagi kaum Muslimin pada waktu itu.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud) Wallahua’lam. [Zulfahmi]
Sumber