Berdiri | 1478-1526 |
Didahului oleh | Kerajaan Negara Dipa |
Digantikan oleh | Kesultanan Banjar |
Ibu kota dan Bandar Perdagangan | Nagara, Hulu Sungai Selatan Bandar Muara Bahan, Barito Kuala (Bandar Perdagangan) |
Bahasa | Banjar Klasik |
Agama | Syiwa-Buddha Kaharingan Islam (minoritas) |
Pemerintahan -Raja pertama -Raja terakhir |
Monarki Maharaja Sari Kaburangan sejak ±1478 Pangeran Tumenggung sampai tahun 1526. |
Sejarah -Didirikan -Zaman kejayaan -Krisis suksesi |
1478 1478-1526 1526 |
Pusat Kerajaan Negara Daha terletak di tepi sungai Negara dan berjarak 165 km di sebelah utara Kota Banjarmasin, ibukota provinsi Kalimantan Selatan.
Kerajaan Negara Daha merupakan kelanjutan dari Kerajaan Negara Dipa yang saat itu berkedudukan di Kuripan/Candi Agung, (sekarang kota Amuntai). Pemindahan ibukota dari Kuripan adalah untuk menghindari bala bencana karena kota itu dianggap sudah kehilangan tuahnya. Pusat pemerintahan dipindah ke arah hilir sungai Negara (sungai Bahan) menyebabkan nama kerajaan juga berubah sehingga disebut dengan nama yang baru sesuai letak ibukotanya yang ketiga ketika dipindahkan yaitu Kerajaan Negara Daha.
Raja Negara Daha
Raja-raja Negara Daha:[2]- Raden Sakar Sungsang/Raden Sari Kaburungan/Ki Mas Lalana bergelar Maharaja Sari Kaburungan[1] atau Panji Agung Rama Nata[3] putera dari Putri Kalungsu/Putri Kabu Waringin, ratu terakhir Negara Dipa
- Raden Sukarama bergelar Maharaja Sukarama, kakek dari Sultan Suriansyah (Sultan Banjar I)[1][4]
- Raden Paksa bergelar Pangeran Mangkubumi, kemudian bergelar Maharaja Mangkubumi[1]
- Raden Panjang bergelar Pangeran Tumenggung[1]
Islam datang ke daerah Kalimantan Selatan dari Giri pada masa Raden Sekar Sungsang yang pernah merantau ke pulau Jawa dan disana telah memiliki anak bernama Raden Panji Sekar yang menikahi putri dari Sunan Giri kemudian bergelar Sunan Serabut.[3] Tetapi Islam baru menjadi agama negara pada tahun 1526 pada masa kekuasaan Sultan Suryanullah[1] atau Sultan Suriansyah.[3] Aksara Arab-Melayu telah digunakan sebelum berdirinya Kesultanan Banjar.
Karena kemelut di Kuripan/Negara Daha, beberapa tumenggung melarikan diri ke negeri Paser di perbatasan Kerajaan Kutai Kartanegara dan kemudian mendirikan Kerajaan Sadurangas di daerah tersebut.[5]
Artefak yang ditemukan di situs Candi Laras koleksi Museum Lambung Mangkurat.
Peninggalan Kerajaan Negara Daha dapat dilihat Kota Negara (Daha) dan Amuntai
Rujukan
- ^ a b c d e f (Melayu)Ras, Johannes Jacobus (1990). Hikayat Banjar diterjemahkan oleh Siti Hawa Salleh. Malaysia (Selangor Darul Ehsan): Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka. ISBN 9789836212405.ISBN 983-62-1240-X
- ^ (Inggris)"Regnal Chronologies Southeast Asia: the Islands".
- ^ a b c (Indonesia)Saleh, Mohamad Idwar (1986). Tutur Candi, sebuah karya sastra sejarah Banjarmasin. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah.
- ^ (Belanda) Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkunde (1857). Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkundem 6 (3). hlm. 223.
- ^ Asal Usul Kerajaan Pasir (Sadurangas)
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar