Orang-orang bodoh dari Bani Israil menuduh Musa memiliki penyakit bawaan yang dia sembunyikan di tubuhnya. Penyebab tuduhan ini adalah bahwa Musa menyembunyikan aurat dan tubuhnya dari orang lain karena besarnya rasa malu yang ada pada dirinya. Mereka telah berburuk sangka kepada Nabi mereka. Dan manakala Allah menginginkan para nabi dan rasul-Nya adalah orang-orang paling sempurna dan terbaik, serta Dia berkehendak membongkar setiap kebatilan yang dituduhkan kepada mereka sehingga bisa menghalangi orang-orang untuk mengikuti mereka, maka Allah menjadikan batu itu terbang membawa baju Musa yang diletakkan di atasnya ketika dia sedang mandi. Maka Bani Israil melihat Musa telanjang tanpa cacat, dan mereka mengetahui kedustaan para pendusta padanya.
2. Teks Hadis
Bukhari meriwayatkan dalam Shahihnya dari Abu Hurairah r.a
berkata bahwa Rasulullah Shallallahu Alahi wa Sallam bersabda, "Sesungguhnya
Musa adalah seorang laki-laki yang pemalu dan menutup diri. Kulitnya tidak
terlihat sedikit pun karena rasa malunya. Di kalangan Bani Israil terdapat
orang-orang yang menyakitinya. Mereka berkata, 'Musa tidak tertutup seperti itu
kecuali karena cacat yang ada di kulitnya, bisa penyakit sopak, bisa karena
kedua buah pelirnya besar atau penyakit lainnya.'
Dan sesungguhnya Allah berkehendak untuk membebaskan Musa dari segala
tuduhan yang dialamatkan kepadanya. Suatu hari Musa menyendiri. Dia melepas
pakaiannya dan meletakkannya di atas sebuah batu, lalu dia mandi. Selesai mandi
Musa menghampiri bajunya untuk mengambilnya dan memakainya, tetapi batu itu
berlari membawa baju Musa. Maka Musa mengambil tongkatnya. Orang-orang melihat
Musa telanjang dalam bentuk ciptaan Allah yang baik. Allah membebaskan Musa
dari tuduhan yang mereka katakan. Batu itu berhenti, maka Musa mengambil
bajunya dan memakainya. Musa mulai memukul batu itu dengan tongkatnya. Demi
Allah, pukulan tongkat Musa itu meninggalkan bekas di batu itu sebanyak tiga
atau empat atau lima; dan itulah firman Allah, "Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu menjadi seperti orang yang menyakiti Musa. Maka Allah
membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakana. Dan dia adalah
seorang yang mempunyai kedudukan terhormat di sisi Allah." (Al-Ahzab: 69)."
Dalam riwayat Bukhari dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi Shallallahu Alahi
wa Sallam bersabda, "Bani Israil mandi dengan telanjang, sebagian
melihat kepada yang lain. Sementara Musa mandi sendiri. Mereka berkata, 'Musa
tidak mau mandi kepada kita kecuali karena dia itu memiliki buah pelir yang
besar.' Suatu hari Musa mandi dan dia meletakkan bajunya di atas batu. Tapi
kemudian batu itu berlari membawa bajunya. Musa memburunya sambil berkata,
'Bajuku wahai batu.' Bani Israil pun melihat Musa. Mereka berkata, 'Demi Allah,
Musa tidak apa-apa.' Lalu Musa mengambil bajunya dan memukuli batu itu.'" Abu Hurairah berkata, "Demi Allah,
pukulan Musa membekas di batu itu enam atau tujuh kali pukulan."
Dalam riwayat ketiga dalam Shahih Bukhari dari Abu Hurairah berkata
bahwa Rasulullah Shallallahu Alahi wa Sallam bersabda, "Sesungguhnya
Musa adalah seorang laki-laki pemalu. Itulah firman Allah, "Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadi seperti orang yang menyakiti
Musa. Maka Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakana. Dan
dia adalah seorang yang mempunyai kedudukan terhormat di sisi Allah."
(Al-Ahzab: 69).
3. Takhrij Hadis
Hadis ini terdapat di dalam Shahih Bukhari dalam Kitab Ahadisil
Anbiya', 6/436, no. 3404. Riwayat kedua oleh Bukhari dalam Kitabul
Ghusli, bab orang mandi telanjang, 1/385, no. 278.
Riwayat ketiga terdapat dalam Shahih
Bukhari dalam Kitab Tafsir, bab "Hai orang-orang yang
beriman janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Musa." (Al-Ahzab: 69), 8/534.
Diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahihnya
dalam Kitabul Fadhail, 4/1841, bab keutamaan-keutamaan Musa; juga dalam Kitabul
Haid, bab boleh mandi telanjang sendirian, 1/267, no. 339.
4. Penjelasan Hadis
Musa sangat pemalu, dan malu adalah akhlak yang mulia. Rasulullah
Shallallahu Alahi wa Sallam lebih malu daripada perawan di tendanya, dan beliau
memuji rasa malu dalam sabdanya, "Rasa malu itu semuanya baik."
Di kalangan Bani Israil orang
laki-laki dibolehkan mandi telanjang, sebagian melihat kepada sebagian yang
lain. Tetapi Musa hanya mandi sendirian, karena rasa malunya yang besar. Dia
tidak mau menampakkan kulit tubuhnya dan auratnya.
Orang-orang bodoh lalu menebar
gosip. Tidak ada yang selamat dari gosip orang-orang seperti ini, bahkan para
nabi dan rasul sekalipun. Kata mereka –secara dusta lagi palsu- bahwa sebab
tertutupnya Musa dari mereka adalah adanya cacat di tubuhnya yang
disembunyikannya, bisa jadi kedua buah pelirnya yang besar atau penyakit
kulit(sopak) yang menurut orang-orang menjijikkan atau cacat lain yang tidak
ingin diketahui oleh orang lain.
Jelas, tuduhan dusta ini
menyakitkan Musa dan Allah tidak rela hal itu terjadi pada Rasul-Nya. Gosip
busuk seperti itu bisa mengurangi kepercayaan pada orang yang diangkat oleh
Allah sebagai rasul. Seorang rasul di mata manusia haruslah tampil sebagai
contoh sempurna tak ada yang menodainya. Tidak pada bentuk ciptaannya dan tidak
pula pada perilakunya.
Allah berkehendak membebaskan
Musa dari tuduhan dusta yang dialamatkan kepadanya oleh orang-orang pendusta
dan bodoh. Suatu hari Musa pergi mandi sendiri seperti biasanya. Musa
meletakkan bajunya di atas batu. Ketika Musa selesai mandi, dan hendak
mengambil bajunya, batu itu terbang membawa bajunya. Padahal batu itu tidak
memiliki kemampuan untuk bergerak, apalagi terbang. Batu adalah benda mati
tetapi Allah membuatnya bisa terbang dengan cara yang tidak kita ketahui demi
hikmah yang diinginkan-Nya, yaitu membaskan Musa dari gosip buruk yang
ditujukan kepadanya.
Kejadian tiba-tiba ini
mengjuktkan Musa, maka dia berlari mengejar batu sambil memanggilnya,
"Bajuku, wahai batu. Bajuku wahai batu." Baju itu membawa pergi
pakaian Musa, sebuah pemandangan yang unik. Musa seorang Nabi yang mulia,
seorang pemalu yang terhormat berlari dengan telanjang mengejar batu yang
membawa bajunya. Hingga ketika baju itu sampai di permukaan Bani Israil, mereka
melihat Musa yang sehat dan sempurna, tanpa cacat. Luruhlah kebohongan yang
dihembuskan oleh orang-orang bodoh. Batu itu berhenti. Musa mengambil
pakaiannya dan memakainya. Musa mengambil tongkatnya. Dia memukuli batu itu
seperti orang yang sedang kesal dan marah terhadap seseorang yang durhaka,
lalim lagi Bengal.
Musa menyadari bahwa yang
dipukulinya adalah batu, tetapi ia telah melakukan suatu perbuatan yang tidak
dilakukan oleh batu. Maka, Musa melakukan kepadanya perbuatan yang tidak
dilakukan kepada batu. Musa memukulnya dengan pukulan orang yang mendidik. Yang
unik adalah, tongkat Musa yang terbuat dari kayu itu bisa berbekas di batu yang
keras. Terdapat bekas-bekas pukulan tongkat Musa di batu tersebut sebanyak
pukulan yang diberikan oleh Musa. Biasanya tongkat kalah dengan batu, karena
batu lebh keras dari kayu. Dan yang sering terjadi adalah tongkat akan patah
jika anda memukulkanny ke batu. Akan tetapi, tongkat Musa bukan sembarang
tongkat, ia Diberi banyak kelebihan, salah satunya yaitu bisa meninggalkan
bekas di batu sebanyak enam atau tujuh bekas pukulan.
Allah telah mengisyaratkan
kejadiannya dalam kitab-Nya dengan firman-Nya, ""Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadi seperti orang yang menyakiti
Musa. Maka Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakana. Dan
dia adalah seorang yang mempunyai kedudukan terhormat di sisi Allah." (Al-Ahzab:
69).
5. Pelajaran-Pelajaran dan Faedah-Faedah Hadis
- Kaum laki-laki Bani Israil boleh mandi telanjang. Hal ini termasuk yang dinasakh(dihapus) dalam syariat Muhammad, tapi haram bagi kita.
- Besarnya rasa malu Musa. Di antara rasa malunya adalah dia menutupi auratnya dan jasadnya dari manusia, walaupun syariatnya tidak melarang hal tersebut.
- Para nabi dan rasul tidak lepas dari gangguan orang-orang bodoh, terlebih orang-orang shalih, sehingga dibutuhkan kesabaran untuk menghadapinya.
- Allah membebaskan Musa dari tuduhan orang-orang bodoh dengan cara yang menyakitkan Musa, namun cara ini mujarab. Syubhat pun lenyap. Dan Allah pemilik hikmah yang mendalam dan keputusan yang tidak tertolak.
- Terdapat dua ayat Allah pada makhluk-Nya dalam hadis ini: batu berlari membawa baju Musa (padahal tidak lazim batu berlari atau terbang) dan bekas yang ditinggalkan oleh tongkat Musa di batu itu ketika Musa memukulnya (padahal tongkat yang meninggalkan bekas di batu bukanlah sesuatu yang lazim/ biasa).
- Para nabi adalah orang-orang yang sempurna ciptaan dan akhlaknya, karena Allah memilih orang-orang terbaik dan terpilih untuk memikul risalah-Nya dan menunaikan amanah-Nya.
- Orang-orang terhormat dan pintar dalam kondisi terkejut bisa melakukan sesuatu, di mana mereka melupakan kehormatan dan kepintarannya, seperti Musa yang berlari di belakang batu dengan telanjang dan memukul batu untuk mendidiknya.
- Syariat Taurat tidak layak untuk dijadikan sebagai pedoman dalam setiap masa. Sebagian darinya ada yang layak untuk masa itu. Di antaranya adalah diperbolehkannya membuka aurat pada waktu mandi. Hal ini tidak layak di masa sekarang, sehingga Allah men-nasakh (menghapus)nya.
Sumber