Arca Bocah Majapahit, Abad Ke-14, Jawa Timur
Jenis : Arca PerungguNama : BOCAH MAJAPAHIT
Era : Abad Ke-14, Kerajaan Majapahit
Material : Perunggu
Asal : Jawa Timur
Koleksi :
THE METROPOLITAN MUSEUM OF ART
1000 5th Avenue, New York, NY – USA
Data Museum :
Image of a Noble Boy
Period: Eastern Javanese period, Majapahit kingdom
Date: 14th century
Culture: Indonesia (Java)
Medium: Bronze
Dimensions: H. (without base) 5 7/16 in. (13.8 cm)
Classification: Sculpture
Credit Line: Samuel Eilenberg Collection, Gift of Samuel Eilenberg, 1987
Accession Number: 1987.142.199
This artwork is currently on display in Gallery 247
Arca Penghias Tiang, Abad Ke-14 Era Majapahit, Jawa Timur
Jenis : Arca Tembikar
Nama : PENGHIAS TIANG
Era : Abad ke-14, Kerajaan Majapahit
Material : Tembikar
Asal : Jawa Timur
Koleksi :
THE METROPOLITAN MUSEUM OF ART
1000 5th Avenue, New York, NY – USA
Data Museum :
Column Surround with Pensive Woman
Period: Eastern Javanese period, Majapahit kingdom
Date: 14th–15th century
Culture: Indonesia (Java)
Medium: Terracotta
Dimensions: H. 10 3/4 in. (27.3 cm)
Classification: Sculpture
Credit Line: Gift of Marie-Hélène and Guy Weill, in memory of William Wolff, 1992
Accession Number: 1992.151
This artwork is currently on display in Gallery 247
CATATAN :
Di era Majapahit dikenal sebagai masyarakat bercita seni tinggi, hal ini dibuktikan dengan banyak ragamnya artefak peninggalannya. Masyarakat Majapahit dikenal sebagai pembangun ulung di bidang perumahan dan perkotaannya, senantiasa membuat maket kecil dari tembikar sebelum melaksanakan pembangunannya (agar para pengambil keputusan mempunyai gambaran lebih riil tentang bangunan yang direncanakan). Tipikal rumah Jawa adalah bermodel Joglo dengan banyak tiang, tiang-tiang yang bersifat kaku dan monoton berusaha diperlunak dengan memberi pembungkus berupa arca ornamental berbahan tembikar. Biasanya arca yang satu dengan yang lain berbeda, karena dibuat menjadi semacam rangkaian cerita (seperti halnya relief pada candi-candi).
Arca Kepala Dewi, Abad Ke-9 Jawa Tengah
Jenis : Arca Batu
Nama : KEPALA DEWI
Material : Batu andesit
Era : Abad ke-9
Asal : Jawa Tengah
Koleksi :
THE METROPOLITAN MUSEUM OF ART
1000 5th Avenue, New York, NY – USA
Data Museum :
Head of a Deity
Period: Central Javanese period
Date: second half of the 9th century
Culture: Indonesia (Java)
Medium: Andesite
Dimensions: H. 6 7/8 in. (17.5 cm)
Classification: Sculpture
Credit Line: Samuel Eilenberg Collection, Gift of Samuel Eilenberg, 1987
Accession Number: 1987.142.285
This artwork is not on display
Arca Situs BHRE KAHURIPAN :
RaniTRIBHUWANA TUNGGADEWI
Jenis : Arca Pendharmaan RajaNama : Rani SRI TRIBHUWANATUNGGADEWI MAHARAJASA JAYAWISNUWARDHANI sebagai PARWATI
Asal :
Situs BHRE KAHURIPAN, Desa Panggih,
Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto
Jawa Timur
Era : Kerajaan Majapahit, abad ke-14
Koleksi :
THE METROPOLITAN MUSEUM OF ART
1000 5th Avenue, New York, NY – USA
Data Museum :
Posthumous Portrait of a Queen as Parvati
Period: Eastern Javanese period
Date: 14th century
Culture: Indonesia (Java)
Medium: Andesite
Dimensions: H. 80 in. (203.2 cm); W. 3 ft. 3 in. (99.1 cm)
Classification: Sculpture
Credit Line: Purchase, 2000 Benefit Fund, 2001
Accession Number: 2001.407
This artwork is currently on display in Gallery 247
Descriptions:
Kings and queens were believed to have a divine origin, being human incarnations of gods on earth. It was thought that they were reunited at death with the deities from whom they originated. Posthumous commemorative royal portraits such as this one celebrate that moment coinciding with death when the temporal ruler is reintegrated with the original deity. In this case, an as yet unidentified historical queen is depicted as the Hindu goddess Parvati, the consort of Shiva.
She stands on Shiva’s vehicle, the bull Nandi, and is flanked by her two children. Standing in an unusual yogic pose is Ganesha, the potbellied, elephant-headed god who controls obstacles; seated is Karttikeya, the god of war and general of the army of the gods.
CATATAN :
Dalam Serat PARARATON, SRI TRIBHUWANATUNGGADEWI MAHARAJASA JAYAWISNUWARDHANI meninggal pada tahun 1371 dan di candikan di Candi Pantapura dan diarcakan sebagai Dewi Parwati, di Desa Panggih, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Tetapi apabila anda mengunjungi lokasi tersebut, tidak akan menemukan candinya karena berubah menjadi bangunan baru. Karenanya sekarang disebut dengan “Situs BHRE KAHURIPAN”, dimana lokasi tersebut menyimpan salah satu LINGGA – YONI utama kerajaan, tetapi untuk patung pendharmaan tidak ada, yang tertinggal hanya batu lapik dari arca (pada waktu saya kecil, di sampaikan oleh penjaga lokasi kalau arca pendharmaan belum selesai dibuat dan baru selesai lapiknya saja). Setelah dewasa. saya berpikir ulang apakah untuk RANI yang sangat dihormati di Majapahit mereka tidak mempunyai persiapan dan penghormatan yang cukup, hingga arcanya belum jadi ??? Ternyata arca tersebut adalah arca pada gambar di atas, yang telah berpindah lokasi jauh sekali : Amerika Serikat. Saya sendiri cukup heran, karena tidak ada benang merah sejarah antara Indonesia dan Amerika Serikat di masa lalu. Mungkin arca ini di bawa Belanda pada era kolonial ke Eropa, kemudian berpindah tangan ke Museum di Amerika Serikat. Selain di candikan di Trowulan beliau juga di candikan di Candi RIMBI.
Sumber
(Bersambung)
0 komentar:
Posting Komentar