Fakta Sejarah Munculnya Renaissance (Abad Pencerahan Eropa)
Selama ini masih banyak orang memahami
bahwa kebangkitan dunia Eropa (renaissance) adalah berkat kecermelangan
tokoh-tokoh eropa pada abad 12-16 Masehi. Anselmus, Thomas Aquinas,
Roger Bacon, Galileo, Descartez dianggap sebagai pencetus kebangkitan eropa tanpa pengaruh peradaban lain.
Jika kita mencoba lebih jeli tentang abad berapakah mereka hidup, bisa
dikaitkan dengan peradaban lain. Eropa di sebut-sebut sebagai abad
kegelapan adalah pada sekitar abad 5-10 Masehi. Alasan pokok menyebutnya
sebagai abad kegelapan adalah karena begitu sedikitnya dokumentasi yang
dapat memberitahukan kepada kita tentang suasana abad itu(bisa
dikatakan pada saat itu begitu kosongnya tradisi ilmiah sampai-sampai hanya segelintir manusia yang mau menulis), namun sejak mulai abad 11 barulah mulai mengalami kebangkitan.
Di sisi lain ribuan mil dari Eropa, sekitar abad 6 Masehi timbul peradaban baru dari daerah padang pasir yang tandus. Peradaban yang berkembang
begitu cepat. Hanya dalam waktu kurang dari 25 tahun sesosok manusia
mampu merombak kehidupan barbar menjadi peradaban yang Gemilang (sebuah
kota yang dilandasi oleh persamaan hak, sistem musyawarah dll), dia
adalah Muhammad SAW, seorang utusan Allah yang tidak kenal budaya
membaca dan menulis. Tahun berganti tahun dimulai semenjak turunnya
wahyu yang pertama (Lima ayat pertama dari surat Al-'alaq), dimana ayat
tersebut dimulai dengan perintah untuk membaca, membaca bukan asal
membaca tetapi membaca dengan keimanan terhadap adanya Tuhan Yang
Menciptakan, Yang Menciptakan Manusia dari 'Alaq (segumpal darah),
Membaca dengan mempercayai Bahwa Rabbmu adalah Yang Maha Pemurah,Yang
mengajar manusia dengan perantara Qolam (Pena), Yang mengajarkan kepada
manusia apa yang tidak diketahui, Sampai penaklukan peradaban-peradaban
lain yang berkuasa dengan kesewenang-wenangan terhadap rakyatnya. Selama
kurun waktu tersebut, munculah ribuan manusia yang hidup untuk mencari
ilmu pengetahuan. Awalnya yang menjadi kajian pokok adalah Al-Quran dan
Sunnah, selanjutnya melalui perdagangan dan juga penaklukan terhadap
peradaban lain, mulailah umat Islam menemukan ilmu-ilmu keduniaan.
Mulailah terjadi hubungan peradaban antara dunia Islam dengan peradaban
Persia, India, Cina dan Yunani melalui Romawi.
Saat
para tentara Islam memasuki wilayah-wilayah peradaban lain, mulailah
mereka menemukan literatur-literatur ilmiah. Mereka juga melihat
teknologi yang dikembangkan peradaban lain. Mulailah umat Islam
mempelajari, mengkritisi dan mengembangkannya. Pemikiran Plato,
aristoteles dan filosof lainnya dari Yunani dikritisi oleh Ilmuwan
Islam. Berbagai teknik dan peralatan sederhana yang ditemukan di
peradaban lain dipelajari dan dikembangkan. Munculah ide-ide baru dalam Pemikiran dan Teknologi
dengan metode Bayani, Burhani dan Irfani. Setiap pemikir dan pengembang
menuliskan ide-idenya dalam ratusan halaman buku. Hingga terkumpulah
puluhan ribu buku yang ditulis tangan dalam perpustakan-perpustakaan
yang tersebar di wilayah kekuasaan Islam pada Abad Ke-10
Masehi.
Telah muncul pula karya-karya teknologi dalam berbagai bidang ilmu
pengetahuan. Mulai dari Aljabar, Metode pembedahan kedokteran, Teknologi
jam air, kompas, Metode perhitungan dalam astronomi, metode ruang gelap
sebagai cikal bakal fotografi, optik, Teori kimia sampai model awal
penerbangan.
Sementara itu penaklukan terhadap bangsa-bangsa lain terus dilancarkan oleh Dinasti Abasyiah,
khususnya ke wilayah Eropa. Kerajaan-kerajaan di Eropa (kristen), mulai terusik dengan hal ini.
Mulailah semangat Perang Salib dikobarkan. Dari sini mulailah keingintahuan masyarakat Eropa
tentang Islam terus berkembang. Mulailah dunia Eropa belajar pada dunia Islam. Transfer Pemikiran dan IPTEK
pun mulai terjadi. Bangsa Eropa mulai belajar karya-karya dari Ibnu
Sina, AlKhawarizmi, Ibnu Rusyd, dan ilmuwan lainnya. Tetapi sayangnya
dominasi gereja begitu kuat saat itu, sehingga pengembangan ilmu begitu
lamban di dunia Eropa. Baru lima abad kemudian, ketika seorang filosof
yang bernama Descartez mengemukakan metode cogito (keraguan) sekitar
tahun 1640 dan tidak diapa-apakan oleh tokoh-tokoh gereja, barulah
perkembangan Ilmu di dunia Eropa mulai berkembang Pesat. Mulailah Abad
Pencerahan di Dunia Eropa (Renaissance). Bahkan sebenarnya menurut Will
Durrant, George Sarton, Thomas Goldstein dan Robert Briffault bahwa
semua sains modern utama ditemukan oleh sarjana-sarjan dari dunia Islam.
Sains Eropa gagal mengembangkannya. (Kasem Khaleel, Science in The Name
of God). Tampaknya baru setelah revolusi Industri, perkembangan IPTEK
di Dunia Eropa sangat Pesat.
Semangat
yang dibangun dalam Renaissance adalah humanisme, individualisme, lepas
dari agama, empirisme dan rasionalisme. Inilah yang membedakan Tradisi
Ilmiah Eropa dan Tradisi Ilmiah Islam. Tradisi ilmiah Eropa ingin
melepas dari kungkungan gereja (pemikiran agama), sementara Tradisi Ilmiah Islam
berangkat dari Agama. Tradisi Ilmiah Eropa berangkat dari Humanisme
yaitu bahwa manusia mampu mengatur dirinya sendiri, sementara Tradisi
Ilmiah Islam bertolak dari keyakinan bahwa Alam ini adalah sebagai
tanda-tanda kekuasaanNya. Tradisi ilmiah Eropa berlandaskan pada
empirisme (yang kasat indera) dan Rasionalisme (akal) semata, Sementara
Tradisi Ilmiah Islam menggunakan metode Bayani (berlandaskan pada
AlQuran dan Sunnah), Burhani (empiris rasional) dan Irfani (Intuitif).
Tapi
sungguh sayang, di dunia Islam sendiri semenjak penyerbuan tentara
mongol yang menghancurkan pusat-pusat Ilmu Pengetahuan telah meredupkan
semangat tradisi Ilmiah. Ditambah lagi perpecahan kekuasaan semakin
memperparah keadaan. Saat dunia Eropa mengalami perkembangan pesat
IPTEK, sementara dunia Islam terkungkung dalam kejumudan. Mulailah babak
baru penaklukan Dunia Eropa terhadap bangsa lain termasuk dunia Islam.
Melalui peta-peta dari Dunia Islam bangsa eropa melakukan penjelajahan
dan melakukan kolonialisasi (penjajahan).
Sumber Rujukan:
Iqbal, Muzaffar, Islam and Science, England: Ashgate, 2002.
Khaleel, Kasem, Sceince In The Name Of GOD: How Men Of God Originated the Sciences, USA:
Knowledged House, 2003.
Khaleel, Kasem, Science And Religion: What You Never told, USA: Knowledged House, 2003.
Tafsir, Ahmad, Filsafat Umum: Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Chapra, Cet. ke-15, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2005.
DEPAG RI, Al-Quran dan Terjemahnya, Semarang: Toha Putra, 1989.
0 komentar:
Posting Komentar