Apakah sikap AS dalam krisis Ukraina, dan krisis Suriah sebelumnya
menunjukkan pada tren kebijakan luar negeri AS untuk tidak melakukan
intervensi luar, atau ada wacana-wacana lain?
Opsi AS untuk dua masalah yang lagi hangat, Ukraina dan Suriah, menjadi topik dalam program “Dari Washington” dalam episode 25/3/2014.
Mantan Duta Besar AS untuk Ukraina John Edward Herbst membedakan
antara dua krisis Suriah dan Ukraina. Ia mengatakan bahwa Bashar
al-Assad telah terbukti menjadi seorang diktator. Namuan sayangnya tidak
ada oposisi yang kuat dan efektif, dan Sementara kaum ekstremis adalah
yang terkuat. Sehingga apabila mereka yang mengambil alih kekuasaan,
maka mereka akan menekan rakyat seperti Bashar, katanya.
Adapun krisis Ukraina, menurut pendapatnya, bahwa para kritikus Obama
paling keras, mereka tidak meminta Obama untuk intervensi secara
militer, melainkan menghukum Rusia. Namun demikian Herbst percaya bahwa
reaksi presiden AS terhadap Rusia adalah kuat dengan menarik seluruh
Eropa bergerak ke arah yang tepat untuk melawan apa yang disebutnya
“agresi Rusia di semenanjung Krimea”.
Opini Publik Amerika
Dalam membaca opini publik Amerika, Herbst mengatakan bahwa rakyat
tidak ingin AS terisolasi dari urusan internasional, namun rakyat tidak
ingin AS melakukan intervensi militer setelah dua pengalaman pahit di
Irak dan Afghanistan.
Sementara itu, perwakilan dari Koalisi Nasional Suriah di Washington,
Najib Al-Ghodban menanggapi apa yang dikatakan Herbst, bahwa ketika
revolusi Suriah berlangsung damai, kami menyeru AS dan PBB untuk membela
rakyat seperti yang terjadi di Libya, dimana pada saat itu belum ada
kelompok jihadis. Namun demikian, ia menambahkan bahwa karakter umum
oposisi adalah bahwa mereka kelompok moderat, begitu juga dengan 11 juta
orang pengungsi yang keluar melawan pemerintahan Bashar al-Assad,
katanya.
Ghodban menegaskan bahwa rakyat Suriah tidak ingin intervensi militer
AS di Suriah. Namun apa yang terjadi, yaitu pembantaian yang dilakukan
oleh rezim Assad, maka ini membutuhkan sikap dari negara yang mengklaim
sebagai pemimpin dunia bebas, dan dari 114 negara teman Suriah dengan
mencegah rezim Assad dari penggunaan senjata udara, jika mereka tidak
melakukan, maka mereka harus menyediakan senjata anti serangan udara
pada tentara pembebasan Suriah.
Sedangkan, mantan duta besar Lebanon untuk Polandia dan negara-negara
Baltik, Mas’ud Ma’luf mengatakan bahwa solusi untuk krisis Suriah perlu
konsensus antara Rusia dan AS. Namun ia menyatakan keyakinannya bahwa
Presiden Rusia Vladimir Putin tidak akan memberikan bantuan dalam
penyelesaian masalah Suriah setelah krisis di Ukraina, dan sikap AS
terhadapnya.
Dalam krisis Suriah, Ma’luf mengatakan bahwa kekuatan militer akan
membantu dari sisi prinsip pada solusi diplomatik. Akan tetapi
intervensi militer Amerika di Suriah tidak mungkin pada tahap ini, sebab
rakyat Amerika, Presiden dan bahkan golongan elang seperti John McCain
tidak siap untuk aksi militer apapun di luar AS (aljazeera.net, 26/3/2014).
Sumber
Kamis, 27 Maret 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar