Tahun
1845, adalah awal tahun dimana terjadi kelaparan besar yang melanda
Irlandia yang mengakibatkan lebih dari 1,000,000 orang meninggal. Ketika
itu Khilafah Usmani, Sultan Abdülmecid menyatakan keinginannya untuk
mengirimkan 10,000 sterling kepada para petani Irlandia tapi Ratu
Victoria meminta Sultan untuk mengirim hanya 1,000 sterling, karena dia
telah mengirim hanya 2,000 sterling. Sultan
mengirim 1,000 sterling. Namun secara diam-diam mengirim 3 kapal penuh
makanan. Pengadilan Inggris berusaha untuk memblokir kapal itu, tapi
makanan sampai di pelabuhan Drogheda dan ditinggalkan di sana oleh para
Pelaut Usmani. Dikarenakan peristiwa ini rakyat Irlandia, khususnya
mereka yang tinggal dii Drogheda, menjadi bersahabat dengan orang Turki.
Peristiwa ini juga menyebabkan munculnya symbol-simbol Usmani (source: http://en.wikipedia.org/wiki/Drogheda) Sebuah Blog Osmanli Traveller
telah mengcopy sebuah laporan oleh seorang Pendeta Kristen yang menulis
mengenai Sultan pada saat pengembaraanya. Laporanya menyebutkan
peristiwa ini secara singkat. Apa yang menarik adalah bahwa tanpa mengetahui
pengiriman kapal secara diam-diam itu, pendeta tadi telah terkesan
dengan karakter Sultan dalam menanggapi permintaan Ratu. Mengenai karakter Sultan Abdul Majid Khan, yang ditulis Rev. Henry Christmas M.A. (Pendeta Kristen) tahun 1853: ‘Satu atau dua anekdot akan memberikan karakter dia yang sebenarnya. Selama
tahun kelaparan di Irlandia, Sultan mendengar penderitaan yang dialami
oleh negara malang itu, maka dia langsung mengutarakan kepada Duta Besar
Inggris niatnya untuk membantu meringankan keadaan itu, dan menawarkan
bantuan sejumlah besar uang. Dia
maklum bahwa adalah hak dari Ratu untuk membatasi jumlah uang, sehingga
uang yang lebih besar tidak bisa diterima dari Sultan. Untuk sopan
santun maka diapun setuju atas keinginan Ratu itu, dan dengan rasa penuh
simpati mengirimkan bantuan yang terbesar yang dibolehkan. Tercatat
dalam sejarah mengenai perasaan pribadinya untuk memberikan jawaban atas
ancaman tuntutan dari Austria dan Rusia bagi dilakukannya ekstradisi
pengungsi Polandia dan Hongaria. “Saya
bukan tidak peduli,” jawabnya. “atas kekuatan imperium itu, bukan juga
atas maksud tersembunyi dari isyarat yang mereka tunjukkan tunjukkan ,
tapi saya dipaksa oleh agama saya untuk memperhatikan aturan aturan
sopan santun, dan saya percaya atas perasaan dan niat baik Eropa tidak
akan mengizinkan pemerintah saya untuk terlibat pada perang ini, karena
saya memutuskan dan percaya pada mereka.” Ini
memang adalah semangat sejati dari Kristen, tapi ada yang lebih dari
itu atas diri Muhammad Sultan dari Turki, lebih daripada semua pangeran
Kristen di Eropa Timur. ‘
(Sultan Turki, Abdul Medjid Khan: A Brief Memoir of His Life and
Relign, with Notices of The Country, its Navy, & present Prospects”
by the Rev. Henry Christmas, M.A., 1853) Juga
tercatat, kedermawanannya dan kesabarannya yang terjadi selama apa yang
dianggap sebagai ‘kejatuhan’ Imperium Usmani menurut buku-buku sejarah
Barat, padahal Sultan Abdul Madjid sendiri tidaklah dianggap sebagai
salah satu Sultan terbesar dari Imperium Usmani. Peristiwa membuktikan ketinggian karakter Sultan yang digabungkan dengan kemampuan lihai mereka untuk melalui rintangan politik untuk mencapai tujuan moral yang Islami. Dan berapa banyak lagi misi-misi rahasia yang hingga sekarang belum terungkap?
Catatan:
tahun 1845, 10,000 ponds yang diberikan kepada penduduk Irlandia dari
Sultan itu bernilai kurang lebih 800,000 pond pada hari ini, itu sama
dengan $1,683,280 US Dollar. Di sisi lain, Ratu memberikan uang senilai 160,000 pond pada hari ini atau 336,656 US Dollar. (Riza Aulia; www.khilafah.com)
Sumber
Kamis, 27 Maret 2014
Filled Under:
Dinasti Utsmani
Khilafah membantu Kelaparan di Irlandia (1845)
Posted By:
Unknown
on 22.20
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar