Oleh: Ustadz Abu Minhal Lc
KAUM SYIAH MENUNGGU KEDATANGAN IMAM KEDUA BELAS MEREKA
MAHDI Muntazhar (Imam Mahdi Syiah yang ditunggu-tunggu kedatangannya)
termasuk pembahasan yang sering dibicarakan dalam buku-buku referensi
Syiah. Yang mereka maksud dengan sebutan itu dalam pandangan Syiah
adalah imam kedua belas yang bernama Muhammad bin Hasan al-‘Askari.
Menurut versi mereka, ia dilahirkan pada hari Jum’at bulan Sya’ban pada
tahun 255H.
Pada usia 5 tahun, ia bersembunyi di sirdaab (goa tempat perlindungan
dari terik matahari) kota Surra man Ra`a, terletak antara kota Baghdad
dan Tikrit, karena akan dibunuh oleh orang-orang zhalim.
Ath-Thusi , seorang tokoh Syiah masa lalu, mengatakan, “Tidak ada
alasan yang menghalangi kemunculannya selain karena ia khawatir dibunuh.
Sebab jika tidak ada kekhawatiran ini, ia tidak boleh menyembunyikan
diri.” (Al-Ghaibah:199)
Keyakinan mereka dengan Imam Mahdi Syiah ini, membuat mereka
menunggu-nunggu kemunculannya di mulut sirdaam dengan memanggil-manggil
namanya untuk segera keluar dari persembunyiannya.
IMAM KESEBELAS TIDAK MEMILIKI KETURUNAN
Dengan sifat hikmah-Nya, Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Mengetahui,
menetapkan Hasan al-Askari – imam kesebelas menurut kalangan Syiah-
meninggal tanpa memiliki anak dan keturunan. Tentu, realita ini
menyulitkan tokoh Syiah, bagaimana seorang imam meninggal tanpa berputra
seorang pun yang akan menggantikan posisi imamahnya? Padahal keberadaan
imam sangatlah penting dalam aqidah mereka, bahkan termasuk rukun Islam
yang urgensinya mengalahkan shalat fardhu. (?!) Pengganti seorang imam
haruslah keturunan imam sebelumnya. Setelah masa imamah Hasan
Radhiyallahu anhu dan Husain Radhiyallahu anhu, seorang imam tidak boleh
berasal dari saudara imam, harus dari keturunannya. Demikian keyakinan
orang-orang Syiah.
Sejarah telah mencatat bahwa orang yang mereka anggap sebagai Imam Ke
Sebelas, Hasan al-‘Askari , tidak memiliki anak. Penguasa khilafah
‘Abbasiyah waktu itu pun mengetahui perihal tersebut. Sebab, mereka
mengikuti perkembangan Hasan al-Askari yang sedang sakit. Beberapa tabib
diutus untuk memonitor kesehatannya. Penguasa menugaskan Hakim setempat
untuk memilih 10 orang terpercaya untuk berada di rumah Hasan
al-Askari. Mereka berada di sana sampai ajal menjemput Hasan al-‘Askari.
Setelah Hasan al-Askari wafat, utusan-utusan yang terpercaya itu
memeriksa isi rumah dan kamar untuk mencari tahu apakah ia memiliki anak
atau tidak. Mereka juga mendatangkan wanita-wanita yang tahu masalah
kehamilan untuk memeriksa budak-budak wanita yang dimiliknya. Hasilnya,
ada seorang budak perempuan yang sepertinya sedang mengandung. Maka,
wanita ini pun ditempatkan di satu kamar dan dipersiapkan segala sesuatu
untuk persalinannya.
Setelah Hasan dimakamkan, pihak penguasa tetap berusaha mencari-cari
anak Hasan al-Askari. Harta warisan pun belum dibagikan. Namun setelah
dipastikan bahwa kehamilan salah seorang budak itu kosong, maka warisan
Hasan al-Askari dibagikan kepada Ibu dan saudara lelakinya Ja’far. Tidak
ada seorang pun yang menentang pembagian ini.
Kejadian ini menunjukkan kebatilan keyakinan Imam Mahdi Syiah secara
otomatis. Pihak Syiah pun tidak bisa mendustakan dan menghilangkan bukti
sejarah ini. Menariknya, ternyata, kitab-kitab para petinggi agama
Syiah menyebutkan realita ini, bahwa Hasan al-Askari memang wafat tanpa
memiliki anak lelaki. Di antara mereka adalah :
1. al-Kulaini dalam al-Kâfi (1/505)
2. al-Mufîd dalam al-Irsyâd (hlm.338-339)
3. al-Majlisi dalam Jalâul ‘Ainain
4. Ibnu Shabbâgh dalam al-Fushûl al-Muhimmah fi Ma’rifati Ahwâlil Aimmah (hlm.288-289)
5. al-‘Abbas al-Qummi dalam Muntahal Amâl.
Fakta bahwa Hasan al-Askari tidak memiliki anak akan mengakibatkan
keyakinan mereka hancur dengan sendirinya. Sebab, kelanjutan imamah
secara otomatis berhenti. Tatkala sebagian penganut Syiah merasakan
kekhawatiran aliran Syiah akan sirna karena ketiadaan imam ke dua belas,
maka sejumlah orang dari mereka memikirkan cara untuk menyelamatkan
aliran ini.
Akhirnya, mereka mendapatkan jalan keluar dari apa yang diyakini oleh
kaum Majusi yang mempercayai mereka memiliiki manusia juru selamat yang
ditunggu-tunggu kedatangannya. Dari situ, seorang dari Syiah bernama
Muhammad bin Nushair an-Namîri dan kawan-kawannya mendapatkan ide dengan
klaim bahwa Hasan al-Askari memiliki anak yang ia sembunyikan di dalam
sirdab karena khawatir akan dibunuh oleh orang-orang jahat dan zhalim.
Tujuan mereka menggulirkan pernyataan ini adalah untuk mengelabui
orang-orang awam Syiah sehingga para tokoh Syiah tetap bisa meminta
setoran kekayaan dan zakat dari masyarakat awam atas nama Imam yang
ditunggu-tunggu kedatangannya.
MISTERI SEMBUNYINYA IMAM MAHDI SYIAH
Anggap saja al-Mahdi pernah dilahirkan, maka tidak ada manfaatnya ia
bersembunyi sekian lama di dalam gua. Orang-orang Syiah jika ditanya
hikmah persembunyian al-Mahdi di dalam gua dan tidak menampakkan diri di
hadapan khalayak, mereka akan beralasan karena ia mengkhawatirkan
dirinya terbunuh. Itu saja. (!)
Alasan yang dikemukakan ath-Thusi ini dan orang-orang yang serupa
dengannya jelas sangat lemah sekali. Kebatilan alasan mereka tampak pada
beberapa point berikut:
1. Telah disebutkan dalam kitab-kitab referensi utama mereka bahwa
al-Mahdi insan yang ditolong dan dibantu Allah, ia akan menguasai
belahan bumi barat dan timur. Jika al-Mahdi akan ditolong dan
dimenangkan oleh Allah, mengapa ia harus menyembunyikan diri dan tidak
muncul di hadapan khalayak?!. Menghilangnya al-Mahdi dengan bersembunyi
di sirdaab dalam jangka tempo yang sangat lama menyisakan dan
memunculkan pertanyaan mengapa harus sembunyi? Bila al-Mahdi meyakini
berita-berita kemenangannya terhadap musuh-musuhnya, mengapa ia harus
takut?
2. Keyakinan Syiah bahwa Imam Mahdi Syiah khawatir akan terbunuh
sehingga menyembunyikan diri, berkonsekuensi gugurnya imamahnya. Sebab,
menurut Syiah, seorang imam haruslah manusia yang paling berani.
Disebutkan dalam referensi mereka, “Seorang imam memiliki beberapa
tanda: ia adalah orang yang paling alim, paling bijak, paling bertakwa
dan paling berani”. (Al-Anwâr an-Nu’mâniyyah 1/34 , Ni’matullâh
al-Jazâiri)
Sementara orang yang khawatir dirinya akan dibunuh sehingga menghilang dan menyembunyikan diri bukanlah manusia pemberani.
3. Keyakinan aneh tersebut juga berarti bahwa al-Mahdi tidak akan
pernah muncul sampai negara-negara zhalim dan perusak lenyap, sehingga
ia baru bisa merasa aman dari ancaman bunuh. Karena kezhaliman akan
tetap ada berarti kemunculannya tidak dibutuhkan.
4. Sejarah mencatat, Syiah telah memiliki kekuasaan dan pemerintahan,
seperti Iran sebagai contoh nyata. Negara itu tentu pasti akan berusaha
melindungi al-Mahdi kalau mau memunculkan diri, akan tetapi kenapa
tidak muncul-muncul juga?
5. Orang yang tidak bisa membela diri dan melindungi dirinya dari
ancaman pembunuhan maka jelas tidak akan sanggup melindungi orang lain.
Apakah masuk akal, orang-orang Syiah menunggu kedatangan orang yang
katanya akan memberangus musuh-musuh mereka dengan gemilang?
Dengan demikian, alasan mereka untuk menutupi keanehan menghilang dan
sembunyi Imam Mahdi mereka gugur dan selanjutnya hal ini menunjukkan
bahwa keberadaan Imam Mahdi mereka pada hakekatnya memang tidak ada dan
tidak pernah ada.
KETIKA BERSEMBUNYI, UMAT TIDAK MENDAPATKAN MANFAAT APA-APA
Petunjuk lain yang menandakan kebatilan aqidah sembunyinya Imam Mahdi
Syiah, bahwa tidak ada satu maslahat dan manfaat secuil pun yang
didapatkan umat manusia termasuk kaum Muslimin, dan para penganut Syiah,
baik berhubungan dengan maslahat duniawi atau agama yang didapatkan
dari persembunyiaan Imam Mahdi Syiah itu.
Bisa dihitung sampai sekarang, Imam Mahdi Syi’ah sudah bersembunyi
tidak kurang dari 1173 tahun lamanya (?!), karena menurut mereka ia
memasuki gua pada tahun 260H saat berusia 5 tahun. Apakah manfaat dari
keberadaannya yang bersembunyi kalau memang ia benar-benar ada dan masih
hidup? Bagaimana bila ia sebenarnya tidak pernah ada. Bagi siapa saja
yang meyakini dengan imam ke-12 ini, manfaat apakah yang ia dapatkan
untuk agama dan dunianya. Maka, hanya ada dua kondisi, imam itu hilang
atau memang tidak pernah ada. Dalam dua kondisi ini, tidak ada manfaat
untuk agama atau dunia seseorang.
Berdasarkan pandangan Syiah yang menganggap imamah sebagai rukun
agama, maka ketidakmunculan Imam Mahdi Syiah ini – bila dianggap ada –
mengakibatkan lumpuhnya pelaksanaan syariat dan kemaslahatan agama
lainnya. Pantas saja, shalat Jum’at dan jamaah tidak dilakukan di
kantong-kantong Syiah, dengan alasan ketiadaan imam. (?!)
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa kisah fiktif (khurofat) Imam
Mahdi Syiah digulirkan untuk menutupi kekeliruan aqidah mereka yang
memang sudah rusak sebelumnya dari asasnya. Walillâhil hamdi wal minnah
‘alal Islâm wal hidâyah.
KETIKA AKAL SEHAT HILANG, YANG PALING ANEH SEKALIPUN DIBENARKAN
Setelah secara yakin dapat disimpulkan bahwa Imam Mahdi Syiah memang
tidak ada, dan keyakinan tentang itu lebih tepat masuk kategori cerita
khurofat, ada baiknya kita simak komentar beberapa Ulama Islam tentang
keyakinan rusak ini.
Usai mengungkap sifat-sifat Imam Mahdi Ahli Sunnah yang diterangkan
oleh Rasûlullâh Muhammad dalam hadits-hadits shahihnya, Imam Ibnu Katsîr
rahimahulla , seorang pakar tafsir, sejarah dan fikih, (wafat tahun H)
menyimpulkan tentang Imam Mahdi Syiah yang telah bersembunyi lebih dari
100 tahun dalam gua dengan berkata, “Sesungguhnya (wujud Imam Mahdi
Syiah) itu tidak ada hakekatnya, tidak ada mata yang pernah
menyaksikannya juga tidak ada bukti yang menjelaskannya”. (al-Fitan wal
Malâhim 1/23-24)
Di tempat lain beliau menyatakan, “Sesungguhnya keyakinan tersebut
termasuk hadzayân (igauan belaka), bukti sangat jauh dari hidayah,
sangat kuat kedekatannya dengan setan. Sebab, tidak ada dalil dan
petunjuk (yang membenarkannya) baik dari al-Qur`an, Hadits (shahih),
akal sehat dan istihsaan”. (al-Fitan wal Malâhim 1/29)
Sementara ‘Allamah Syaikh as-Safârîni rahimahullah juga menyebut
keyakinan itu sebagai igauan belaka yang tidak ada hakekatnya.
(Lawâmi’ul Anwâr 2/71)
Demikian pula, Syaikh Khâlid Muhammad ‘Ali al-Hâjj menyatakan,
“Ringkasnya, klaim Syiah (bahwa Imam Dua Belas mereka bersembunyi) itu
tidak ada dasarnya sama sekali. Tidak ada satu orang ulama besar (Ahli
Sunnah) yang meriwayatkannya. Tidak ada unsur kebenarannya sedikit pun.
Akan tetapi, bila akal (sehat) telah hilang, maka segala sesuatu (yang
aneh) pun mungkin terjadi”. (al-Kasysyâful Farîdi ‘an Ma’âwil Hadmi wa
Naqâidhi at-Tauhîd 1/123-124)
PENUTUP
Aqidah Imam Mahdi ala Syiah ini memperlihatkan dengan jelas sekali
betapa merupakan aqidah yang rapuh, ganjil sekaligus aneh, tidak
sepantasnya orang yang berakal meyakininya. Orang yang berakal sehat dan
mencintai al-haq akan menolaknya mentah-mentah.
Kebenaran haqiqi sangat jelas, dan tidak kabur bagi orang yang
mengetahuinya, sebagaimana seorang ahli emas tidak akan sulit membedakan
antara emas murni dan emas palsu. Sementara bagi orang yang bodoh,
buta, atau kurang tahu, bisa saja menganggap kesesatan, kemungkaran, dan
penyimpangan sebagai al-haq yang harus diyakini, diamalkan dan dibela
mati-matian.
Inilah yang mengakibatkan sebagian orang terjerumus dalam
penyimpangan dan kesesatan yang terkadang tampak jelas tidak bisa
diterima oleh akal sehat. Oleh karena itu, kebatilan akan mudah menyebar
dan laku di tengah orang-orang yang tidak berilmu, bodoh dan buta
terhadap ilmu syar’i dan ajaran Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ,
serta pengamalan Islam oleh para Sahabat.
Semoga Allâh Azza wa Jalla senantiasa menetapkan hidayahNya pada kita dan mewafatkan kita di atas Sunnah.
Wallâhu a’lam. []
MARAJI.
1. Badzlul Majhûdi fî Itsbâti Musyâbahati Râfidhati lil Yahûdi, ‘Abdullâh al-Jumaili, Maktabah al-‘Ghurâbâ al-Atsariyyah Madinah
2. Muqaddimah tahqîq kitab al-Imâmah fir raddi ‘alâ Râfidhah al-Hâfizh
Abu Nu’aim al-Asfahâni oleh DR. ‘Ali Muhammad Nâshir al-Faqîhi
3. Ash-Shawârifu ‘anil haqqi, Hamd al-‘Utsmân Cet. II Th1426H
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 01/Tahun XV/1433H/2012.
Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi
Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax
0271-858196/Sumber:Almanhaj.or.id]
Sumber:
http://www.islampos.com/siapa-imam-kedua-belas-kaum-syiah-1-89407/?ModPagespeed=noscript
Rabu, 05 Maret 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar