Uang Kertas, Sistem Riba Buatan Yahudi
SETELAH
kehancuran Khilafah Islamiyah Turki Utsmani tahun 1924, yahudi mengubah
uang dinar emas dan dirham perak menjadi kertas-kertas bergambar (uang
hampa/fiat money) yang berbeda sebutan untuk masing-masing negeri dan
mengatur nilai takaran sesuai hawa nafsunya.
Dari Abu Hurairah Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
“Akan tiba suatu zaman, tidak ada seorang juga pun kecuali ia terlibat dalam memakan harta riba. Kalau ia tidak memakan secara langsung, ia akan terkena juga debu-debunya”.
Dan dalam dunia nyata, ada beberapa langkah kongkrit yang diambil oleh Yahudi dalam rangka mewujudkan ambisi mereka itu.
Pertama dengan mengendalikan sistem moneter dunia dalam satu kantong besar melalui raja rentenir dunia IMF dan World Bank (Bank Dunia) bersama antek-antek rentenir lokalnya yaitu bank-bank sentral di masing-masing Negara. Maka dengan ini, akan tercipta ketergantungan yang kuat (terlilit hutang) sebuah negara terhadap lembaga rentenir ini. Dengan begitu mereka mampu membuat “kembang-kempis” sebuah negara dengan mudah.
Ingat, bank sentral (the fed) bukanlah milik negara tapi milik swasta yang isinya para rentenir Yahudi. Dengan demikian, mereka yang mencetak uang kertas (fiat money) itu bukanlah negara tapi swasta (milik para rentenir yahudi). Ingin tahu berapa keuntungan rentenir bank sentral AS (the fed/federal reserve system)? Semenjak Woodrow Wilson menyatakan sumpah jabatannya tahun 1912, hutang negara telah meningkat dari 1 milyar dolar menjadi hampir 11 trilyun dolar pada tahun 2010 ini.
Lantas kepada siapa hutang negara ini dibebankan? Siapa lagi kalau bukan kepada rakyatnya sendiri yaitu pajak-pajak yang dibebankan di segala bidang kehidupan. Bagaimana kalau lewat pajak tidak cukup? Maka pembayaran dilakukan dengan menjual aset dan kekayaan negara. Sampai kapan? Sampai negara dan rakyat menjadi benar-benar fakir miskin sehingga tergadailah diin-nya.
Uang Kertas Bagian dari Konspirasi
Melalui sebuah negara yang dibuatnya yaitu Negeri Paman Sam, Amerika Serikat (uncle sam), Yahudi memainkan konspirasinya. Siapa uncle sam? Yaitu Samiri yang membuat patung sapi untuk disembah ketika Nabi Musa meninggalkan kaum Bani Israil selama 40 hari.
Kemudian dibuatlah The Fed (The Federal Reserve System). Inilah sistem yang menjadi panglima besar keuangan riba beserta prajurit-prajurit bank sentralnya. Sistem bejat ini ditanam di seluruh penjuru dunia dan mampu “menyihir” manusia dengan menganggap bahwa kertas bergambar sama dengan emas dan perak. Selain itu The Fed menjadikan dollar AS sebagai parameter takaran nilainya (dolarisasi). Maka kapanpun sesuka mereka, dengan hitungan detik, Zionis Yahudi bisa menjatuhkan nilai kertas sebuah negeri terhadap dollar Amerika. Jika suatu negeri meenjadi pembangkang, maka dijatuhkan nilai kertasnya sehingga menimbulkan ketidakpercayaan dari rakyat. Demikian pula sebaliknya, apabila suatu negeri tunduk dan patuh maka nilai tukarnya dibuat seolah stabil.
Sungguh ini merupakan permainan yang menyedihkan. Namun sangat disayangkan umat islam sebagai umat yang mulia tidak mampu melihat kebusukan tersebut. Hal ini disebabkan karena kita dididik dengan ilmu dan sistem pendidikan buatan mereka juga. Dengan begitu, umat Islam akan menganggap seperti tidak terjadi apa-apa dan tidak ada yang perlu dipermasalahkan. Mereka telah sukses disihir dan dibodohi. Bahkan dengan sukarela umat islam meniru-niru dan menyesuaikan cara berpikir dan tindakan Yahudi.
Maka selama kita menganggap kertas bergambar itu berharga, bekerja siang malam banting tulang untuk mendapatkannya, menyimpan dan menggunakannya dalam perdagangan, selama itu pula kita membiayai perjuangan konspirasi Yahudi yang ingin menjadikan penduduk dunia menjadi budak pelayan bagi mereka.
RENTENIR Yahudi dengan licik memperbudak dunia. Mereka menggunakan bank sentral untuk menciptakan masa inflasi dan deflasi silih berganti untuk mengeruk keuntungan dari rakyat sebanyak-banyaknya. Hal ini telah direkayasa oleh sekumpulan rentenir yahudi internasional menjadi sebuah ilmu eksakta yang memukau yaitu ilmu ekonomi batil yang diajarkan di sekolah-sekolah buatan mereka juga.
Setelah tonggak keuangan dapat dikuasai, maka mereka akan menciptakan krisis demi krisis yang akan terus dibina hingga menjadikan sebuah kekacauan super hebat yang terus berkepanjangan. Dari sinilah muncul puncak histeria ketakutan tersebut, dan tentunya, orang yang ketakutan akan mudah dikendalikan layaknya sapi yang dicocok hidungnya.
Maka pada titik ini sangat mudah bagi mereka untuk mengeruk kekayaan sebuah negeri, sangat gampang bagi mereka untuk interfensi dalam menentukan kebijakan politik, ekonomi dan sosial-budaya sebuah negara. Dan tentunya sangat enteng sekali bagi mereka untuk menanamkan paham kekufuran (sekularisme, pluralisme, sosialisme, liberalisme dll) dalam semua bidang kehidupan.
Yahudi Menghalangi Orang Beriman dalam Menegakkan Syariat Allah Swt (Islam)
Sikap tamak dan memakan harta secara batil ini telah diingatkan Allah SWT kepada orang-orang beriman agar tidak mencontoh dan mengikuti sikap kaum Yahudi dan Nasrani.
Allah Swt berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah“. (Q.S. At Taubah 9 : 34)
Berkaitan dengan ayat tersebut, orang-orang alim Yahudi atau Ahbar adalah orang yang “memakan” seluruh kekuatan ekonomi dunia untuk kepentingan misi zionisme mereka, seraya menjadikan dana yang mereka kumpulkan untuk menghalang orang beriman menegakkan hukum dan syariat yang telah ditetapkan Allah Swt.
Strategi Penghancuran yang Dilakukan Yahudi
Yahudi akan terus berusaha memegang dan mempertahankan kekuasaan suatu negeri dengan menanamkan antek-anteknya. Butir ke-19 protokolat zionis berbunyi, “Konspirasi akan menciptakan diplomat-diplomatnya untuk berfungsi setelah perang usai. Mereka akan menjadi penasehat politik, ekonomi dan keuangan bagi rezim baru dan juga di tingkat internasional. Dengan demikian, konspirasi bisa semakin menancapkan kukunya di balik layar”.
Yahudi akan terus berusaha menyulut api peperangan dan mengambil keuntungan dari kondisi tersebut. Butir ke-9 protokolat zionis berbunyi, “Konspirasi akan menyalakan api peperangan secara terselubung. Bermain di kedua belah pihak. Sehingga konspirasi akan memperoleh keuntungan besar (dalam penguasaan perekonomian suatu negeri) tetapi tetap aman dan efisien. Rakyat akan dilanda kecemasan yang mempermudah bagi konspirasi untuk menguasainya”.
Butir ke-18 berbunyi, “Perang jalanan harus ditimbulkan untuk membuat massa panik. Konspirasi akan mengambil keuntungan dari situasi itu”. Butir ke-22 berbunyi, “Meletuskan perang dan memberinya, menjual senjata yang paling mematikan akan mempercepat penguasaan suatu negeri yang tinggal dihuni oleh fakir miskin”.
Yahudi akan terus berusaha menguasai tambang-tambang emas dan kekayaan alam lainnya agar bisa menguasai perekonomian dan mengatur dunia sesuai hawa nafsunya. Butir ke-13 protokolat zionis berbunyi, “Dengan emas, konspirasi akan menguasai opini dunia”. Butir ke-21 berbunyi, “Penguasaan kekayaan alam negeri-negeri non yahudi mutlak dilakukan”.
Yahudi akan terus berusaha memiliki aset-aset dan perusahaan-perusahaan melalui privatisasi monopoli dan oligarki kapitalis agar bisa menundukkan dan memainkan krisis suatu negeri. Butir ke-10 berbunyi, “Monopoli kegiatan perekonomian raksasa dengan dukungan modal yang dimiliki konspirasi adalah syarat utama untuk menundukkan dunia hingga tidak ada satu kekuatan non-yahudi pun yang bisa menandinginya. Dengan demikian, kita bisa bebas memainkan krisis suatu negeri”.
Yahudi akan berusaha terus membuat krisis ekonomi untuk menentukan arah kekuasaan dan agar bisa diwariskan turun temurun. Butir ke-15 berbunyi, “Krisis ekonomi yang dibuat akan memberikan hak baru kepada konspirasi yaitu hak pemilik modal dalam penentuan arah kekuasaan. Ini akan menjadi kekuasaan turunan”.
SEMUA negara di dunia berkiblat ke Amerika. Tidak heran kalau nasibnya sama yaitu sama-sama terlilit hutang kepada rentenir Yahudi. Aneh, kalau masih menganggap Amerika sebagai kiblat dalam kemajuan dunia. Maka benarlah komentar seorang aktivis,” Sudah tahu masuk jurang, eh malah ikut-ikutan masuk jurang, bangga pula kalau ikut masuk jurang.
Rentenir Yahudi dengan licik menggunakan bank sentral untuk menciptakan masa inflasi dan deflasi silih berganti untuk mengeruk keuntungan dari rakyat sebanyak-banyaknya. Hal ini telah direkayasa oleh sekumpulan rentenir yahudi internasional menjadi sebuah ilmu eksakta yang memukau yaitu ilmu ekonomi batil yang diajarkan di sekolah-sekolah buatan mereka juga.
Salah satu ucapan Rothschild yang masyhur adalah,
“Give me control over a nations economic, and I don’t care who writes its laws”
(Beri aku kesempatan untuk mengendalikan ekonomi suatu negeri, dan aku tidak akan pedulikan siapa yang berkuasa).
Rothschild dan Rockefeller adalah penyandang dana di balik konspirasi yahudi ini. Untuk saat ini konspirasi terus berlanjut melalui jaringan keturunan dan keluarganya. Merekalah yang berada di balik setiap krisis dan peperangan dengan selalu bermain di kedua belah pihak yang bertikai sehingga siapapun yang menang tetap bisa “balik modal”. (Gary Allen, None Dare Call It Conspiracy)
Sudah jelas bagaimana konspirasi yahudi didalam uang kertas kita. Sungguh umat ini sudah lama dalam genggaman mereka. Marilah kita kembali menggunakan uang dinar dan dirham yangg telah di halalkan Allah dan Rasulnya. Dengan menggunakan uang emas dan perak tak akan lama lagi kita bisa menghancurkan ekonomi kaum Yahudi dan Nashrani. Kita bisa kembali menjadi kholifah di bumi ini. Memberikan kenyamanan dan kedaimaian dunia.
Oleh karena itu, Sikap tamak dan memakan harta secara batil ini telah diingatkan Allah Subhanahu Wa Ta’alakepada orang-orang beriman agar tidak mencontoh dan mengikuti sikap kaum Yahudi dan Nasrani.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah”, (QS. At-Taubah: 34).
Berkaitan dengan ayat tersebut, orang-orang alim Yahudi atau Ahbar adalah orang yang “memakan” seluruh kekuatan ekonomi dunia untuk kepentingan misi zionisme mereka, seraya menjadikan dana yang mereka kumpulkan untuk menghalang orang beriman menegakkan hukum dan syariat yang telah ditetapkan AllahSubhanahu Wa Ta’ala.
Dengan begitu, kita harus kembali dengan dinar dan dirham agar kita terlepas dari konspirasi yahudi. Konspirasi uang kertas inilah yang membuat kita menjadi budak-budak mereka, dan kita terus menerus memperkaya mereka di satu sisi sekaligus memiskinkan diri sendiri di sisi lain.
Beberapa Hikmah Memakai Sunnah di Ranah Ekonomi
Inilah beberapa keuntungan-keuntungan dinar dan dirham.
- Emas dan perak tidak hanya bisa digunakan sebagai alat pembayaran, namun juga bisa diperlakukan sebagai komoditi yang diperjualbelikan bebas layaknya barang komoditas lainnya. Hal tersebut mengakibatkan dinar-dirham memiliki nilai intrinsic (bawaan).
- Dengan menggunakan mata uang berbahan emas dan perak, Negara-negara tidak bisa seenaknya mencetak uang sebanyak-banyaknya karena tergantung cadangan emas yang ada di negara itu sendiri. Indonesia tentu akan menjadi Negara yang kaya raya karena cadangan emasnya yang melimpah.
- Sistem emas perak akan menjamin kestabilan moneter. Alasannya serupa dengan poin kedua di atas, karena negara tidak bisa seenaknya mencetak uang karena keterbatasan emas.
- Sistem emas dan perak akan menciptakan keseimbangan neraca pembayaran antar-negara secara otomatis untuk mengoreksi ketekoran dalam pembayaran tanpa intervensi bank sentral.
- Berapapun kuantitas uang yang ada di masyarakat, tidak akan mempengaruhi daya beli. Hal ini disebabkan karena emas perak mencegah perekonomian dari inflasi, yakni di mana mata uang terlalu banyak beredar di masyarakat sehingga harga menjadi naik dan daya beli menjadi turun.
- Kurs nya stabil. Tidak seperti kurs dollar saat ini yang tidak menentu dan rawan terhadap kondisi politik suatu Negara.
0 komentar:
Posting Komentar