Konsep Kabbalah
Oleh: Muhammad Nahar Rasjidi
Aktivis Kajian Zionisme Internasional
Rahasia besar itu, kata buku The Secret, adalah Law of Attraction atau Hukum Tarik Menarik. Para guru spiritual ala New Age yang pendapat-pendapatnya dikutip dalam buku itu mengatakan bahwa manusia dapat mengubah kehidupannya hanya dengan memikirkan apa-apa yang dia inginkan. Orang-orang yang hidupnya susah, miskin dan sering mengalami kegagalan adalah orang-orang yang memfokuskan pikirannya pada apa-apa yang tidak ingin mereka dapatkan. Hukum Law of Attraction, kata para guru tersebut, bekerja dengan baik pada semua manusia, memberikan kepada mereka apa yang mereka inginkan atua tidak mereka inginkan, tergantung fokus pikiran masing-masing manusia.
Maka, kata para guru spiritual tersebut, kalau mau sukses, kaya dan bahagia pikirkanlah saja hal-hal yang kita ingin dapatkan dalam kehidupan ini, baik itu berupa materi seperti mobil mewah, rumah megah dan lain sebagainya atau yang berupa non-materi seperti penghargaan, kesuksesan, pujian dan sanjungan dari orang lain. Para guru tersebut mengajarkan bahwa semua itu, jika benar-benar difokuskan dalam pikiran, akan datang dengan sendirinya, seringkali tanpa diduga-duga atau disangka-sangka.
Namun demikian, adakah yang salah dari konsep The Secret dan Law of Attraction ini? Sebagian orang, apalagi yang gandrung dengan spiritualitas ala New Age mungkin akan menolak mentah-mentah jika ada anggapan miring tentang konsep yang satu ini. Maklum, The Secret dan LoA seakan sudah menjadi bagian tidak terpisahkan dari keyakinan spiritual mereka.
Setidaknya, ada beberapa hal yang menjadi titik kritis bagi keimanan seorang muslim berkaitan dengan konsep The Secret dan Law of Attraction ini.
1. Mempertuhankan Keinginan Manusia
Ada kesan kuat bahwa The Secret dan Law of Attraction mengajak penganutnya untuk mempertuhankan keinginan-keinginan mereka. Padahal Al Qur’an sudah dengan tegas mengatakan bahwa tidak semua yagn kita inginkan baik bagi kita. “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216). Itulah yang tidak ada dalam The Secret ini, karena sudah terlanjur digeneralisir bahwa semua yang kita inginkan itu pasti baik adanya.
2. Bertentangan dengan Hukum Kekekalan Energi
Jika kita sering menyimak inspirasi-inspirasi yang disampaikan sang Inspirator Sukses Mulia Pak Jamil Azzaini, baik melalui ceramah-ceramah atau tulisan-tulisan beliau, pastinya sering akan mendengar konsep yang satu ini. Pak Jamil selalu mengingatkan para pendengarnya bahwa setiap kali seseorang berbuat kebaikan, maka akan ada tabungan energi positif di alam semesta untuk dirinya. Tabungan energi positif tersebut suatu saat akan cair dalam bentuk 4TA (HarTA, TahTa, KaTA dan CinTA).
Sebaliknya, The Secret dan Law of Attraction sepenuhnya mengabaikan konsep tabungan energi positif ini. Kedua konsep ala New Age itu mengajarkan bahwa alam semesta ini seperti gudang harta Ali Baba yang tidak akan pernah ada habisnya atau seperti sebuah mall besar di mana kita bisa masuk ke dalamnya dan mengambil semua barang yang ada di sana tanpa harus membayar sepeserpun. The Secret dan Law of Attraction tidak mengajarkan kita untuk terlebih dahulu memperbanyak tabungan energi positif kebaikan di alam semesta sebelum semua itu cair dalam bentuk yang kita inginkan.
Padahal, di alam semesta ini tidak ada yang gratis. Selalu ada harga yagn harus dibayar dan selalu ada pengorbanan yang harus dilakukan untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Pengambilan energi berlebihan dari alam semesta untuk mewujudkan keinginan kita akan menimbulkan ketidakseimbangan energi yang suatu saat akan kembali kepada kita dalam wujud yang tidak kita inginkan.
Karakteristik The Secret dan Law of Attraction yang sangat mempertuhankan keinginan materialistik tersebut sangat mirip dengan konsep Kabbalah, suatu konsep kebatinan yang dikembangkan orang-orang Yahudi. Kabbalah adalah sejenis konsep kebatinan atau spiritualisme semu yang sebenarnya berorientasi pada penguasaan materi duniawi.
0 komentar:
Posting Komentar