Di Kutip dari buku 'Kamu Fikir kamu berfikir' - Essai HOMO ECONOMICUS VS HOMO ISLAMICUS
Kelompok Liberal German, Inggris & USA pra-Perang Dunia 2Dalam menganalisis pergerakan dan penyebaran Neo Liberalisme di era modern adalah penting untuk mengetahui pergerakan yang melatarbelakangi kelompok liberalis sebelum kemunculan ‘Mont Perelin Society’ ( 1947 ), yaitu dalam konteks Nasionalisme, jaringan intelektual, politisi dan hingga akhirnya pemikiran tentang pentingnya pasar bebas kemudian dapat diterima sebagaimana adanya. Neo liberalisme pada mulanya adalah langkah – langkah pergerakan intelektual dan politisi dari tiga Negara berikut, German,Inggris dan Amerika.
Rachel Turner berpendapat pergerakan awal embrio Neo Liberalisme dari ketiga Negara, German, Inggris dan Amerika pada dasarnya tidak saling bersepakat dalam beberapa hal, akan tetapi kemudian mereka memiliki pandangan yang sama, yaitu dalam hal melecehkan paradigma Kolektifis kiri dan bersepakat dalam hal mendukung pasar bebas dan kompetisi.Neo Liberalisme pada dasarnya bukan manifesto politik tapi lebih kepada pandangan filosofis tentang sistem yang tepat dalam ekonomi serta bagaimana sistem ekonomi semestinya berjalan. Dan secara alami terjadi transfer gagasan – gagasan penting pemikir Liberal ketiga Negara. Dan tersebarnya pemikiran liberal baru terhadap kehidupan ekonomi dan sosial kemudian tersebar dengan cepat karena dukungan politisi, jurnalis. Perjuangan untuk mewujudkan agenda liberal adalah sama dengan penemuan ulang atas konsep liberal itu sendiri. ( p.81 Neo Liberal Ideology R.S. Turner2008) )
Neo Liberalisme German bermula di Freiburg School of Liberal Economist. Kelompok yang disebut Ordo-Liberal ini aktif menuliskan banyak artikel dalam periode 1920 – 1940. Tokoh – tokoh yang terkenal adalah Walter Eucken, Wilhelm Ropke, Alexander Rustowdan Franz Bohm. Mereka menyuarakan pentingnya menolak intervensi Negara dan pengaruhnya, monopoli dan pengaruh serikat dagang terhadap harga, upah dan buruh. Mereka kemudian menjadi pintu pertahanan kelompok liberal dalam melakukan penentangan terhadap intelektual dari kelompok Nasionalis dan Marxist. PemerintahanThird reich Hitler juga dipandang sebuah pengkhianatan kepada nilai liberal dan begitupula pengkhianatan kepada ekonomi dan politik. Karena itu pentingnya meninjau ke tradisi liberal ‘Rechtsstaat’. Yang berarti tidak boleh ada kekuatan social dan pengaruhnya dalam arti politik. Tradisi liberal Rechtsstaat adalah untuk menjamin kebebasan individu dan hak warganegara dari penggunaan kekuasaan yang sewenang – wenang oleh pemerintahaan atau individu tertentu.
Adalah pemikiran Ordo Liberalisme yang membentuk awal pemikiran dari Sosial Market Economy. Yang mana menempatkan secara khusus hubungan antara Negara dan Ekonomi. Empati tertuju kepada permasalahan publik dan kekuatan privat rejim totaliter yang kekuasaan dijadikan terpusatdari pemerintahan sentral. Laissez faire sebagai jargon kapitalisme klasik juga dinilai sebagai sesuatu yang cenderung mendorong kepada konsentrasi privat sebuah kekuasaan yang perlahan dicapai dengan kekuatan politik. Ordo Liberal juga menolak laissez-faire yang dipahami oleh kapitalisme kkasik dank arena itu mereka mengkritisi kelompok Manchester Liberal yang mereka anggap tidak dapat memecahkan permasalahan ekonomi German.
Di tahun 1936 sebuah manifesto kelompok liberal German diterbitkan. Manifesto berbentuk essai 4 volume yang berjudul ‘The Economic Order’ dan kemudian lebih dikenal sebagai ‘The Ordo Manifesto’. Penulisnya adalah Bohm, Eucken, Hans Grossmann dan Doerth. Manifesto ini merupakan gagasan dasar teoritis ordo Liberalisme. Dan kemudian di adopsi di tahun 1940 dengan apa yang disebut sebagai ‘Freiburg Imperative’. Unsur – unsure penting yang ditekankan adalah persaingan sempurana ( perfect competition ), pentingnya stabilitas harga, pasar yang terbuka, property privat, kebebasan untuk masuk ke dalam kontrak, tanggung jawab, kebijakan ekonomi yang dapat diramal dan keteraturan, prinsip – prinsip regulative, pengedalian monopoli, kesetaraan social, koreksi terhadap pengaruh – pengaruh eksternal, koreksi terhadap adanya pembatasan yang tidak normal.Eucken, Rustow, Ropke dan pemikir liberal yang sebelumnya terpaksa melarikan diri dalam era pemerintahan Hitler, kemudian membuat bentuk ekonomi liberal yang baru setelah perang dunia kedua usai. Eucken berpendapat bahwa ekonomi liberal tidak akan dapat dicapai tanpa ‘kemampuan pasar ekonomi sendiri’. Maka organisasi tambahan dibutuhkan dalam hal mencapai efesiensi ekonomi dan kemanusiaan yang diterima apa adanya. Pembentukan pasar independen akan dapat dicapai melalui operasi yang terbuka, pasar yang kompetitif, dan pada akhirnya berkomitmen terhadap prinsip Kristiani dan terhadap konsep komunitas masyarakat. ( p.83 Neo Liberal Ideology R.S. Turner2008) )
Cukup menarik bahwa adanya kandungan ‘istilah’ komunitas Kristiani yang disuarakan kelompok Neo Liberal yang notabene adalah berdarah Yahudi. Ini sepertinya sejalan dengan kampanye pada abad ke-19 yang kemudian memicu perdebatan panas kelompok intelektual Yahudi sendiri. Kita ketahui di abad ke-20 berbagai intelektual dan tokoh berdarah Yahudi pindah agama dari Judasime menjadi beragama Kristen. Misalnya pendiriZionist Organization – Theodore Herzl. Perdebatan emansipasi Yahudi di abad-19 terjadi ketika Bruno Bauer menuliskan The Jewish Question yang kemudian direspons oleh Karl Marx dengan essai 'On The Jewsih Question’. Ini dipicu oleh upaya pemerintah PrusiaFriedrich Wilhelm IV yang berkeinginan membakukan status Yahudi di seluruh teritori Prusia .
Pada tahun 1841 pemerintah Prusia ( German ) mengedarkan rancangan undang-undang yang mengatakan pentingnya melestarikan esensi keajaiban dalam agama Judaisme, serta pentingnya Judaisme berperan secara politik. Diskusi tentang hal ini kemudian memanas, dengan bertemunya konsep yang sejalan dengan istilah komunitas Kristen, yaitu komunitas Yahudi. Respon Karl Marx adalah berkaitan dengan fokus Bruno Bauer yang melenceng, yaitu membahas perbedaan keagamaan. Dan ini menurut Karl Marx penyimpangan dari permasalahan sebenarnya, yaitu sifat alami dari Kapitalis yang merupakan esensi dari Judaisme. Maka seharusnya adalah bagaimana mencegah asimilasinya dalam kehidupan riil.
Kelompok Liberal German menurut John Gray sebenarnya tidaklah terhubung kepada pengembangan Neo Liberalisme dan ekonomi liberal periode berikutnya. Ordo Liberal German menurut Gray berusaha untuk menegakkan sistem ber-Negara berdasar pandangan mereka secara khusus, dan mereka berfokus pada kritisi terhadap kondisi jalan sistem ber-Negara saat itu. Kritisi tajam mereka tentu tertuju kepada pemerintahan Third reich Hitler. Ordo Liberal sangat menentang intervensi Negara khususnya kepada ekonomi. ( pp.83-84 Neo Liberal Ideology R.S. Turner2008) )
Tiga tahun awal pasca perang dunia kedua adalah masa di mana Ordo Liberalmempertahankan gagasan – gagasannya dari pertanyaan berdimensi sosial. Kompetisi, uang kesehatan dan pasar bebas. Antitesa dari kemajuan sosial dan kebebasan berusaha dijawab oleh Alfred Muller Armack dengan konsep Pasar Ekonomi Sosial ( Social Market Economy ). Pasar Ekonomi Sosial menjawab hubungan antara perdagangan dan masyarakat politik di dalam kondisi masyarakat industri modern. Konsep Sosial Market Economy yang dimaksud ditujukan untuk mencapai sorotan Ordo Liberal terpenting yaitu Ekonomi Pasar sebagai dasar dari keadilan social. Sejalan dengan pemikiran liberal klasikOrdo Liberal juga tetap berpandangan bahwa pemberian kekayaan Negara secara luas akan membawa kepada merosotnya gairah kemerdekaan dari tanggung jawab individu dan independensi. Ordo Liberal juga menekankan pentingnya pasar kompetitif untuk tujuan mengefisienkan penyaluran barang – barang social dan pelayanan seperti mengembangkan kebebasan individu dari bahaya perangkat koersif seperti perizinan dan sertifikasi, tetapi mengakui bahwa aksi individu spontan tidak bisa menghasilkan masyarakat yang manusiawi - beberapa bentuk intervensi dibutuhkan agar pasar bekerja untuk kebaikan masyarakat. Model proses sosial Ordo-liberal mulai dari apa yang mereka nilai sebagai' posisi moral ", bagaimana aturan tentang intervensi dijabarkan. Kedudukan hukum berkaitan dengan prinsip-prinsip moral ( pp. 84-86 Neo Liberal Ideology R.S. Turner2008) )
Fase 1950-1960-an Ekonomi Pasar Sosial German menghadapi kendala dalam realisasi program liberal mereka. Hambatan di antaranya karena konflik pemulihan ekonomi German pasca perang dan keanggotaannya dalam komunitas Eropah ( EEC ). Partisipasi German di Komunitas Eropah menguntungkan dari sisi perealisasian prinsip – prinsip Ordo Liberal pendukung Mont Perelin Society, tapi pasar bersama yang disepakati dalam EECtentu sama dengan menjadi penghancuran pengembangan ekonomi German. Ordo Liberal mengkritisi proposal perencanaan pengembangan ekonomi Eropah dari Komisi Eropah di tahun 1962 karena dianggap perencanaan jangka panjang tidak akan pernah berjalan dalam praktiknya dan menurut mereka hanya akan menuntun kepada bahaya ketergantungan pada perencanaan birokrat yang meletakkan penghargaan terlalu tinggi kepada faktor manusia dalam perekonomian. Hambatan lain untuk merealisasikan program pasara bebas juga muncul dari Republic Federal. Pertikaian antara otoritas dengan kelompok liberal di tahun 1960-an dan berikutnya menggambarkan adanya parameter social yang diajukan kelompok Sosial Demokrat, kelompok buruh dan Persatuan Demokrat Kristen ( p. 87-89 Neo Liberal Ideology R.S. Turner2008) )
Sementara itu pergerakan intelektual liberalisme di Inggris sedikit tidak banyak berubah dan berjalan stagnan. Tentu ini dpengaruhi oleh sistem pemerintahan yang berlaku di Inggris yang masih menjalankan pemerintahan Monarki. F. Hayek sendiri, sebagai intelektual leompok Liberal mengungsi ke Inggris sewaktu Hitler naik ke puncak kekuasaan. Friederich Hayek adalah seorang Austria – Hungary berdarah Yahudi. Hayekbersama Von Misses yang juga berdarah Yahudi mendirikan Austrian Institue For Business Cycle Research pata tahun 1920, di mana Hayek menjabat sebagai Director. Setelah Hayek berada di Inggris, maka kampanye pemikiran kelompok Liberal kemudian menjadi mennghangat lembali. Diskusi intelektual tentang liberalism mengemuka kembali.
Pasca perang dunia kedua, pemikiran Anti Collectivist ( Liberal ) segera bergema setelah beberapa tulisan tentang Neo Liberalisme dipublikasikan. Hayek menulis Road to Serfdom, John Jewkes menuliskan Ordeal by Planning dan Michael Oakeshott menulis essai berjudul ‘The Poltical Economy of Freedom’ di tahun 1949. Tulisan kelompok liberal bukan saja terkait anti Collectivist tapi juga kritisi perencanaan ekonomi pasca perang di antaranya adanya rencana kelompok pegawai negeri yang berkeinginan menciptakan bentuk baru masyarakat. Essai yang ditulis oleh Michael Oakeshott menyoroti politisi di Inggris yang memunculkan tradisi liberal Inggris klasik. Dan Oakeshott memberikan catatan adanya pemikiran yang usang terhadap memandang liberalisme karena kesalahan berfikir rasional dan kepemahaman tradisional pemerintahan konservatif dan pengikutnya terhadap kolektivisme modern. ( p. 89-90 Neo Liberal Ideology R.S. Turner2008) )
Sebagaimana Republik Federal German yang menyoroti kebijakan – kebijakan kelompokNeo Liberal, politisi di Inggris memiliki penilaian beragam terhadap konsep pasar bebas. Pemimpin Konservatif seperti Harold Macmillan dan Anthony Eden melakukan kritisi pada konsep Laissez Faire Klasik Liberal. Tapi bukan berarti mereka tidak mendukung Kapitalisme. Melainkan agar supaya tidak ada pandangan negatif terhadap pelaksanaan ber-Negara. Macmillan menuliskan ‘Middle Way’ yang diterbitkan tahun 1938, memaparkan bahwa perusahaan – perusaahan prifat akan berkembang. Macmillan masuk dalam pemerintahan tahun 1957 – 1963. Di tahun 1960, mentalitas korporatis mulai dijalankan di Inggris agar terjalin hubungan dengan kelompok buruh yang teroganisir, kelompok kepentingan, bisnis raksasa dan pemerintahan.
Pada dasarnya, mayoritas anggota Partai Konservatif Inggris pasca perang dunia II tidak begitu mengenal dengan baik pemikiran dari kelompok liberal seperti Hayek, Jewkes danOakeshott. Tahun 1950-an program konsensus ketenagakerjaan tidak melekat secara kaku. Aturan pengurangan pajak dan kepemilikan properti berjalan apa adanya. Belanja untuk publik juga dikurangi. Namun kemudian kelompok konservatif terbagi dua. Satu kelompok adalah partai konservatif yang beranggotakan kelompok tua, yang kemudian menamakan kelompok mereka sebagai ‘One Nation Group’. Sedangkan satunya lagi adalah kelompok ‘Bow’.
Kelompok One Nation beraliran Heterodox ekonomi yang berasal dari Mont perelin Society. Anggotanya seperti Enoch Powell, Edward Heath, Angus Maude, Robert Carrdan Keith Joseph. Fokus mereka tetap kepada privatisasi perusahaan dan voluntary services ( layanan amal ) yang menurut mereka esensi untuk mencapai kesejahteraan. Sedangkan kelompok ‘Bow’ adalah kelompok ekonom yang lebih muda yang kebanyakan anggotanya berasal dari Asosiasi Konservatif Universitas Cambridge. Di antaranya adalahGeoffrey Howe dan Russell lewis yang banyak dipengaruhi pemikiran Hayek, Karl Popper dan Lionel Robbins. Mereka juga dipengaruhi oleh Erhard yang terkenal karena program reformasi ekonomi German. Kelompok ‘Bow’ menekankan modernisasi ekonomi dengan cara mempromosikan perdagangan bebas, meningkatkan belanja pemerintahan dan produktivitas industri.
Organisasi non partai lainnya adalah Institute of Economic Affairs ( IEA ) yang didirikan oleh Anthony Fisher tahun 1955. Direkturnya adalah Ralph Harris dan Arthur Seldon. Pemikiran mereka sejalan dengan filosofi pasar bebas. IEA merupakan lembaga think-thank yang bersatu dengan anggota partai konservatif yang mana bertujuan untuk menjegal setiap pemikiran kelompok Collectivists. Konsensus kelompok Keynesian dikritik oleh Harris dan Seldon karena berbasis pada penyimpangan dari fungsi ekonomi makro. Mereka menyerang pemerintahan Macmillan di tahun 1959 dengan mengeluarkan essai berjudul ‘Not Unanimous’. Essai tersebut mengkritik laporan Radcliffe tentang sistem kredit dan keuangan dalam model Kuasi-monetaris ( Quasi-monetarist ). Kuasi moneter yang sebenarnya masih mirip dengan konsep moneter klasik. Hanya Kuasi moneter tunduk pada hukum kuantitas uang, karena kecepatan M2 tidak akan pernah berubah. Sehingga uang yang beredar tidak semestinya dikendalikan. Kuasi moneter mendukung lembaga keuangan di pasar yang mampu membuat peredaran uang bertambah dan melakukan penyesuaian kestabilan terhadap pengeluaran dan pertumbuhan uang. Sederhananya, jumlah uang disesuaikan hanya untuk mengimbangi kecepatan perubahan. Essai ‘Not Unnanimous’ juga menyerukan pentingnya untuk condong kepada konsep liberal umum. Essai juga mengarahkan kepada kebebasan individual. Harris malah menegaskan akan menempuh jalur reaksi radikal dalam menjaga kebebasan masyarakat ( free society ).
Tahun 1965 merupakan tahun langgengnya pemikiran Neo Liberalisme di Inggris. Pergerakan semakin menjauh dari opini ekonomi anggota partai konservatif yang mengusung konsensus sosialisme. Enoch Powell seorang yang sangat aktif mengkritik norma – norma ekonomi konservatif yang merupakan tema untuk ikut dalam pemilihan umum 1966. Enoch Powell bagaikan dari nabi kelompok liberal periode 1960-an yang didukung oleh kelompok intelektual IEA. Powell menawarkan de-nasionalisasi, penurunan pajak pendapatan dan pengecilan sektor Negara. Ia menolal sindikalisme dan campur tangan terhadap ekonomi. Tanggung jawab Negara menurut Powell harusnya khusus pada dua model pemerintahan , pemerintahan dengan resolusi spesifik dan dengan menjaga spontanitas atau kebijakan dengan sistem otomatis. Wilayah pemerintah yang terkait hanya pada menegakkan dan menjaga hukum. Negara menurut Powell harus beraksi berdasar tujuan. Dalam perekonomian misalnya, adanya ketidak cukupan supply informasi yang dimiliki Negara, maka kasus - kasus dalam mekanisme pasar merupakan alternatif dari sosialisme. P. Douglass dan Powell beranggapan bahwa pasar harus ditentukan dan efisiensi ekonomi harus dikampanyekan. Ini sama seperti mendistribusikan kekuasaan yang mana perangkatnya adalah desentralisasi yang sama dengan menjamin kebebasan individual. Kemudian akan menghasilkan keuntungan melalui pasar kompetitif yang menjadi kekuatan motivasi dalam keyakinan sistem Kapitalis. Di tahun 1960, IEAmempublikasikan tulisannya yang berjudul ‘Saving in a Free Society’. Powellmenggunakan istilah ‘Ekonomi Bebas’ ( Free Economy ) dan ‘Masyarakat Bebas’ ( Free Society ) secara bergantian. Ia kemudian menyatakan secara tegas bahwa Kapitalisme memiliki gagasan emotif yang kuat terhadap kebebasan. Kapitalisme merupakan sistem yang paling efektif untuk mengejar kepentingan publik.
Tahun 1964, akibat meluasnya krisis ekonomi maka partai konservatif mengalami kekalahan dalam pemilu. Beberapa anggota yang kecewa terhadap partainya mencari jalan lain. Satu di antaranya adalah Keith Joseph. Seperti Powell, Joseph mengkritisi kendali Negara yang berlebihan pasca perang Dunia kedua. Ia juga mengkritisi keijakan efesiensi dan campur tangan berlebihan Negara terhadap perekonomian. Joseph juga mengkampanyekan demokrasi yang berbasis consensus sosial. Dan sayap kanan harus mengadopsi model ekonomi alternatif dan khusus. Joseph sepakat dengan Negara yang kuat berbasis ekonomi bebas sebagaimana organisasi ekonomi yang dipelopori oleh Ordo Liberal German pasca perang Dunia kedua. Prioritas dan penekanan adalah kebebasan demokrasi, perencanaan hukum birokrasi dan pasar.
Di tahun 1975, Keith Joseph mendirikan Center for Policy Studies ( CPS ) yang melupakan lembaga think – thank pasar bebas. CPS membuat publikasi pertama yang ditulis oleh Joseph sendiri, berjudul ‘Why Britain Needs a Social Market Economy’. Di dalamnya menjelaskan mengapa ia mendirikan CPS. CPS yang bertujuan sebagai lembaga survei yang menggantikan pemerintah yang diintervensi melalui pasar sosial. Pasar sosial (social market ), sebagaimana menurut Muller, Armack dan Erhard di German - adalah sebuah ekonomi pasar sosial yang bertanggung jawab secara sempurna dan sejalan dengan mempromosikan masyarakat yang memiliki sifat derma. Industri merupakan penghasil kekayaan yang akan membayar kesejahteraan sosial. Intervensi pemerintah dapat dibenarkan selama dirancang untuk membatasi distorsi pasar seperti monopoli dan praktik – praktik pembatasan. Gagasan tersebut sebenarnya ia kembangkan semenjak periode 1960-an. Yaitu ketika ia bergaul dengan Powell dan Geoffrey Howe. Ia membangun aliansi dengan IEA yang kemudian memberikan doktrin tentang ekonomi pasar. Menjelang pemilihan umum 1970, ia bekerja untuk pemimpin partai, Edward Heath.Joseph memberikan visinya kepada Heath tentang modernisasi dan seputar pasar ekonomi sosial di Inggris.
IEA sendiri pada tahun 1971 menerbitkan buku yang mengkritik kinerja pemerintah. Buku yang ditulis oleh Samuel Brittan dan berjudul ‘Government and the Market Economy’.Brittan mengajukan kebijakan dengan pendeketan alternatif, dan mendebat tentang kebijakan uang ketat dalam mencegah inflasi yang muncul karena ‘Barber boom’. Barber Boom adalah krisis yang disebabkan oleh stagflasi dan kekacauan industri. Setelah kemenangan dalam pemilu tahun 1970, Edward Heath menunjuk Anthony Barber sebagaiChancellor of the Duchy of Lancaster yang bertanggung jawab dalam negosiasi dengan European Economic Community ( EEC ). Dalam rangka mengakomodir gagasan liberalHeat, Barber mengawasi program liberalisasi beberapa sistem perbankan yang diberi judul ‘Competition and Credit Control’ yang kemudian menghasilkan jumlah pinjaman meningkat levenyal sangat tinggi, kebanyakan adalah spekulasi dalam bidang property. Ia juga mengganti pajak pembelian dan menyeleksi pajak karyawan dengan pajak pertambahan nilai ( value added tax ). Barber juga membuat pengendalian nilai tukar mata uang menjadi lunak yang mana memang merupakan prasyarat keanggotaan di EEC. Ia juga menurunkan Direct taxes. Namun pertumbuhan ekonomi kemudian sedemikian tinggi sedangkan kapasitas perekonomian Inggris mengalami kejutan ekonomi. Mata uang, Neraca perdagangan dan sistem perbankan merosot menuju krisis.
Pada tahun 1975, IEA melalui Ralph Harris dan Brendon Sewill menkritisi lagi warisan inflasi peninggalan Heath. Mereka mendesak politisi Inggris di pemerintahan dan oposisi untuk menggunakan ekspansi moneter yang stabil sebagai sarana untuk mengendalikan inflasi dan memberikan kerangka kerja bagi pertumbuhan ekonomi yang stabil. Kesemuanya itu yang disebut sebagai Golden Rule Milton Friedman.
CPS dalam periode kepemimpinan Alfred Sherman kemudian berupaya menggeser ideologi partai konservatif menjadi Neo Liberalisme. Menurut Brittan setelah kekalahan pemilu di tahun 1974, Joseph, Howe dan Margareth Thatcher menjadi penggerak anti kemapanan. IEA dan Mont Pelerin yang dianggap sebatas forum ide – ide disikapi olehCPS dengan mengartikulasikan gerakannya bagaikan lembaga politik. CPS difungsikan untuk mengubah fikiran masyarakat dan bukan sekedar lembaga think-thank pemikir – pemikir liberal. Joseph dan Thatcher memandang CPS merupakan lembaga yang dijadikan kendaraan untuk mengubah iklim berfikir baik di dalam dan di luar partai konservatif dengan ide – ide dari kelompok kanan yang baru. . ( p. 94-96 Neo Liberal Ideology R.S. Turner2008 )
Pada periode berikutnya, Neo Liberal menjadi begitu berkembang dan begitu lentur dari kritisi. Pertama adalah karena runtuhnya sistem Bretton Woods tahun 1971, di mana Amerika menghentikan konvertibilitas dollar terhadap emas, dan menggantikannya dengan mata uang yang mengambang bebas dan arus modal internasional. Tahun 1970-an memunculkan banyak ide untuk mendorong proyek – proyek ekonomi baru karena adanya peluang untuk mengubah kebijakan politik. Asumsi – asumsi Neo Liberal tentang efisiensi ekonomi, pengurangan intervensi Negara dan pasar bebas adalah gagasan – gagasan utama kelompok Neo Liberal.
Proyek ekonomi Neo Liberal kemudian mendapat tempat dan dukungan dari politisi sayap kanan ( Right wing ) di seluruh dunia. Di antaranya adalah dua figure terkenal di dekade 1980-an dan 90-an, Margareth Thatcher yang memimpin Inggris dari tahun 1979 – 1990 dan Ronald Reagen yang memimpin USA dari tahun 1981 – 1990. Sementara itu jauh sebelum Inggris dan USA menerapkan kebijakan Neo Liberal, beberapa ekonom muda Chili di latih di Universitas Chicago, mereka yang kemudian disebut sebagai ‘Chicago Boys’. Milton Friedman adalah salah seorang pengajar di sana. Para ‘Chicago Boys’ kemudian membantu Augusto Pinochet, setelah kudetanya terhadap Salvador Allende di tahun 1973 berhasil. Chicago Boys membantu pemerintahan Pinochet untuk mem-privatisasi dam deregulasi ekonomi.
Penyebaran paham Neo Liberal sebenarnya telah merata di berbagai Negara namun berjalan dalam bentuk kepatuhan dan memiliki tingkat yang berbeda. Tentu saja ini dikarenakan perlunya penyesuaian terhadap ideologi lokal dan situasi penerimaan secara politik suatu Negara. Pada dasarnya Neo Liberal menekankan lima prinsip dasar pelaksanaan ekonomi Negara yaitu melalui :
- Privatisasi aset Negara
- Liberalisasi perdagangan dan modal investasi
- Kebijakan moneter yang fokus pada pengendalian inflasi dan dinamika penawaran
- Deregulasi Ketenagakerjaan dan produk pasar untuk mengurangi hambatan bisnis
- Pemasaran masyarakat melalu kemitraan publik-swasata dan bentuk lain komodifikasi
Di Amerika Serikat, pasca perang dunia kedua, pemerintahan federal memainkan peran sentral untuk mendorong perekonomian Amerika. Keberhasilan Negara dalam memberikan kompensasi terhadap kesenjangan sosial dan kapitalisme memberikan kepercayaan pada kelompok liberal. Arthur Schlesinger dan John Kenneth Galbraith mempelopori visi ‘Liberalisme Kualitatif’. Mereka mengangkat kasus – kasus pelayanan publik dan redistribusi kekayaan. Galbraith melalui bukunya yang berjudul ‘The Affluent Society’menyatakan bahwa jika pemerintah secara aktif mendorong untuk memperbesar kemakmuran ekonomi Amerika maka masyarakat akan tersentak oleh kemamkmuran itu sendiri. Di akhir tahun 1950-an hingga akhit tahun 1960-an, penanggulangan kesenjangan antara kekayaan pribadi dan kemiskinan publik dijadikan insentif di balik program the Great Society yang ingin dicapai pengambil kebijakan publik kelompok liberal.
Tahun 1964, Lyndon B. Johnson membuat program reformasi dengan menciptakan‘equal opportunity wlfare state’. Sebuah program yang bertujuan untuk memberikan insentif bagi masyarakat miskin. Program – program seperti ini sebenarnya bukanlah program riil untuk menghapuslan kemiskinan. Tapi merupakan upaya untuk muncul ke dalam arus sosial dan ekonomi.
Kelompok Liberal tradisional Amerika sebenarnya tidak berbagi istilah dengan kaum liberal progresif yang memiliki kaitan dengan New Deal dan Great Society. Gagasan tentang kesadaran sosial yang diintervensi oleh Negara mereka nilai sebagai tindakan mengesampingkan bentuk paling mendasar kebebasan manusia, kebebasan ekonomi yang termasuk di dalamnya desentralisasi kekuasaan politik, pemerintah terbatas dan ekonomi pasar bebas. Karena itulah intelektual Amerika mendukung tradisi anti-statis kaum liberalisme abad kesembilan belas yang semakin menjauh dari istilah 'liberal'. Iistilah 'konservatif' atau 'neo konservatif' lebih disukai. Terkadang istilah Libertarian juga digunakan untuk menggambarkan keyakinan mereka. Namun pengadopsian label – label tersebut bukan berarti serta merta memiliki kesejajaran sikap dengan ideologis neo-liberal murni. ( p. 98-99 Neo Liberal Ideology R.S. Turner2008 )
Penyebaran gagasan Neo Liberal di Amerika pasca-perang Dunia kedua adalah hasil kampanye yang dilakukan organisasi think-tank dan publikasi jurnal konservatif. Di tahun 1950 kelompok konservatisme Amerika yang memiliki pandangan – pandangan yang dekat dengan pemikiran ’John Birch Society’ menganggap Neo Liberalisme merupakan ancaman. Mereka fokus dan mengabdi untuk pemulihan dan pelestarian kebebasan individu yang berdasarkan undang - undang. Fokus utama John Birch Society sebenarnya adalah kampanye anti komunis. Dan juga menyoroti kebijakan New Deal yang di antaranya adalah intervensi pemerintah, pajak tinggi dan anggaran yang tidak seimbang. Dalam upaya menyebarkan pemikirannya mereka membuka banyak toko buku ‘sayap kanan’ dan membangun kerjasama dengan banyak sekolah, gereja dan masyarakat lokal. Mereka memobilisasi masyarakat bahwa kelompok liberal mengancam Negara.
Sejumlah jurnal dan majalah kemudian juga banyak diterbitkan sebagai kontrol terhadap Negara federal. Kesemuanya adalah usaha untuk merumuskan gagasan yang terpadu terhadap kebijakan konservatif. Salah satu jurnal konservatif paling berpengaruh terbit pada tahun 1950 yang berjudul National Review. National review kemudian didirikan olehWilliam F. Buckley pada tahun 1955 . Edisi pertama menyimpulkan wajah dasar dari konservatisme Amerika. Buckley dan rekan-rekannya sesama editor di National Review menjadi wakil baru kelompok kanan Amerika yang menyuarakan pasar bebas , anti komunis agresif, serta nilai-nilai Kristen tradisional konservatif. Di akhir 1950-an dan awal 1960-an jurnal dan tulisan Buckley diterbitkan dengan kandungan polemik yang bernuansa radikal terhadap kaum Kiri dan menjadi salah satu sumber gagasan penting dalam kebangkitan intelektual konservatif dalam dekade berikutnya. Jurnal serupa muncul di tahun-tahun mendatang. Pada tahun 1957 Russell Kirk menjadi pengikut National Review. Ia menuliskan jurnal dengan gaya yang lebih ilmiah. Tujuan dari jurnalnya adalah penentangan kolektivisme politik dan dekadensi sosial. Buckley sendiri merupakan tokoh yang berhasil menyatukan berbagai pemikiran konservatif. Ide - ide kelompok kanan baru kemudian menjadi dekat dengan pemikiran The Great Society, Neo liberalisme. Bagi Neo Liberal atau ' libertarian konservatif ' dasar pertentangan adalah tentang pandangan bahwa hanya pasar yang mampu mewujudkan kebebasan individu melalui kompetisi .
Ludwig von Mises, tokoh yang telah kita bahas di awal juga sangat penting pengaruhnya dalam memberikan kontribusi kebangkitan ide-ide liberal klasik di Amerika Serikat . Misespindah ke Amerika pada tahun 1940 dan menerbitkan terjemahan doktrin pasar bebasnya diterbitkan pada tahun 1949 berjudul, Human Action - A Treatise in Economics. Pandangannya kemudian memperkuat prinsip-prinsip liberal tradisional seputar pembatasan campur tangan pemerintah dan pelatihan kebebasan atas kepemilikan properti. Baik Hayek dan Mises mengkritisi program Great Society tentang dasar – dasar ekonomi . Mereka menilai bahwa kepemilikan pribadi sebagai sesuatu yang mutlak dan karenanya redistribusi negara liberal terhadap kekayaan yang diwujudkan melalui pajak sudah menjadi bagian bentuk sosialisme. Dan menurut mereka kebebasan politik adalah mustahil tanpa kebebasan ekonomi, maka pasar bebas dan masyarakat bebas adalah sesuatu hal yang lumrah dibutuhkan.
Milton Friedman dan intelektual Chicago School bersimpati kepada Hayek dan Mises.Milton Friedman kemudian menjadi tokoh ekonomi yang terhubung langsung dengan Neo Liberalisme di Amerika Serikat. Friedman yang pernah mengakui sebagai seorang konservatif kemudian menegaskan melalui pernyataannya ; Saya liberal dalam artian tradisional. Tulisan Friedman kemudian banyak dipengaruhi dan mengadopsi pasar bebas klasik terutama terkait dengan moneter. Di tahun 1950-an ia banyak menuliskan kritikan tentang kebijakan moneter dan pengaruhnya terhadap Great Depression. Buku sejarah ekonominya yang berjudul A Monetary History of America: 1867–1960 menyingkapkan bahwa Federal Reserve telah merekayasa pemotongan besar – besaran terhadap uang yang beredar di tahun 1929 – 1933. Ini yang kemudian menyebabkan deflasi dan menjadi penyebab utama depresi besar. Dalam bukunya ‘Capitalism and Freedom’, Friedmanmengusulkan kebijakan keuangan dengan pendekatan ekonomi liberal agar dapat terhindar dari bahaya inflasi dan deflasi. Suplai uang harus dibatasi dengan aturan baku sebagaimana kapasitas produksi. Friedman juga menolak konsep Keynesian ‘trade off’antara inflasi dan tenaga kerja. Irving Fisher adalh yang sebelumnya memberikan gagasan pendekatan keuangan, dan kemudian Friedman menjadi pelopor gagasan tentang pengaturan jumlah uang yang beredar. Yang mana kemudian Federal reserve dapat menahan inflasi, menguranig pengangguran , membebaskan pasar yang mana kemudian menciptakan kemakmuran. Sejumlah pedukung pasar
bebas yang sejalan pemikirannya dengan Friedman juga muncul dari American Enterprise Institute ( AEI ) dirancang sebagai badan penasihat untuk partai republik yang konservatif. Dan juga Hoover Institute and Heritage Foundation yang didirikan tahun 1970. AEIsendiri sangat mirip dengan IEA di Inggris. AEI didirikan oleh Lewis Brown pada tahun 1943.
( pp. 98-102 Neo Liberal Ideology R.S. Turner2008 )
Apa yang tidak disepakati oleh penulis adalah terhadap kesimpulan Rachel S. Turner yang juga sangat ringkas adalah tentang embrio dan pengembangan Neo liberalisme di tiga Negara ; German, Inggris dan USA. Turner menyimpulkan bahwa pergerakan kelompokNeo Liberal merupakan gerakan heterogen yang berdiri terpisah. Ia menyatakan bahwa bobot Neo Liberalisme pada tiga Negara tersebut tetap berpulang kepada ideologi liberal tradisional masing – masing Negara. Sementara kesatuan aspirasi mereka hanya terhubung karena kebutuhan perubahan kearah Negara modern dan koneksi kepada Mont Perelin yang dilaksanakan pasca perang dunia kedua. Liberalisme ketiga Negara secara domestik merupakan ideologi Nasional sedangkan Mont Perelin ( 1947 ) merupakan forum internasional, transfer pemikiran liberal ke dunia politik berbasis kerangka berfikir Nasional masing – masing. Argumen Turner berbasis pada realisasi kebijakan dan program liberalisme ekonomi yang berbeda di tiap Negara dan ancaman terhadap gerakan Liberal masing – masing yang berbeda. Walau tidak mengabaikan adanya dimensi ideologi internasional melalui transfer yang cukup signifikan antara German ke- Inggris dan Inggris ke USA, Turner tidak menggali lebih dalam dan tetap menekankan bahwa produk Liberal modern adalah produk liberal Nasional. German yang kembali kepada Rechtsstaat Sosial, Inggris kembali kepada liberalisme klasik abad ke-19 dan USA kembali kepada tradisi konservatif kapitalisme. Dalam hal ini menurut Turner, penyebabnya adalah karena agenda politik dan agenda kebijakan tetap ditentukan oleh ekonomi pasar yang memiliki tingkat berbeda di setiap Negara. ( pp. 107-108 Neo Liberal Ideology R.S. Turner2008 )
Rachel Turner melalui perspektif historis, sebenarnya telah memberikan alur cerita yang benar dalam pengembangan Liberalisme modern. Transfer bertahap dari German menuju Ingris, kemudian Inggris menuju Amerika. Walau sebenarnya telah ada kepemahaman terhadap konsep liberal dengan wacana klasik akan tetapi liberalism modern-lah yang membentuk tatanan dan sistem ekonomi-politik modern pada masa sekarang. Bahkan banyak kosa kata kelompok liberalisme modern telah menjadi umum dan digunakan oleh masyarakat awam di era modern, tanpa mengetahui asal – usulnya sam sekali. Sebut saja kebebasan manusia, globalisasi dan lainnya. Adalah naïf tentunya jika kita mengabaikan begitu saja peristiwa – peristiwa politik yang melandasi kemunculan liberalisme modern dan seberapa pentingnya ia hingga menjadi ideologi yang harus menjadi uniform dalam cara pandang masyarakat dunia. Di mana kemudian media dan pendidikan tumbuh perlahan mengadopsi dan mentransfer dengan cepat kepada masyarakat dunia. Media sendiri dapat kita katakan, sebagaimana telah dipaparkan oleh Turner, digunakan oleh kelompok liberal untuk menjadi kenderaan propaganda yang ampuh untuk menggiring opini, meletakkan nilai baru, cara pandang hidup yang dianggap sebagai sesuatu yang benar. Layaknya sebuah agama yang berjuang meletakkan sebuah konsepsi baru terhadap tatanan secara general, baik sosial kemasyarakatan dan politik. Dan secara khusus meletakkan sistem dan tatanan ekonomi baru. Liberalisme dalam konteks telah di aplikasikan dalam tatanan dan sistem maka ia dapat kita sebut sebagai sebuah agama baru. Dan kemudian liberalisme dalam konteks hanya menjadi sebuah pemikiran, menjadi filosofi dan pandangan hidup maka ia kita sebut ideologi. Ideologi yang dianggap benar dan kemudian harus mencapai kebenaran utuh tentu harus di aplikasikan. Kesetaraan hak setiap manusia untuk mencapai kepentingan pribadi ( Self interest ) yang diasumsikan maksimal dengan membukan peluang kompetisi maksimum yang berarti adalah pasar yang terbuka dan dalam konteks lintas Negara adalah Globalisasi.
Liberalisme modern di German yang bermula dari Ordo Liberal ( 1935 ) kemudian menjadi meluas setelah ditransfer ke seluruh dunia. Dan tentu tidak dapat dilepaskan dari peristiwa politik dan gejolak awalnya di German. Akumulasi permasalahan di German antara komunitas Kristen dan Yahudi semenjak abad ke-19 semakin meruncing di abad ke-20. Bermula dari tuntutan emansipasi politik komunitas Yahudi hingga pasca perang dunia pertama berakhir dan kemudian pemerintahan Third reich Hitler yang berhasil naik ke puncak kekuasaan memberikan penilaian negatif spesifik atas peran degradasi moral sosial dan kemerosotan politik dan ekonomi yang dituduhkan kepada komunitas Yahudi di German. Tentu saja kemunculan Ordo Liberal di German merupakan milestones liberal modern yang tidak dapat kita abaikan. Ordo liberal adalah bentuk pertarungan politik kelompok intelektual komunitas Yahudi terhadap pemerintahan penguasa dengan. Kandungan ber-dimensi rasial yang tentu tidak tepat dikemukan oleh Rachel Turner yang meletakkan analisis-nya pada konsep abstrak ekonomi. Namun tampaknya prinsip fundamental Liberal klasik yang telah diakomodir sedemikian rupa adalah bertujuan agar dapat menghasilkan dukungan yang lebih luas serta memastikan dirinya dapat berada di titik paling aman dalam periode yang lebih panjang.
Kean Birch dan Vlad Mykhnenko dalam bukunya ‘The Rise and Fall of Neo Liberalisme’: The Colapse of an Economic Order mengutip Mac leavy yang berkata :
“Adalah berguna untuk membedakan, seperti yang telah kita lakukan sebelumnya, antara proyek politik dan ideologi ekonomi Neo Liberalisme dalam rangka untuk memahamai bagaimana ia datang untuk kemudian menjadi wacana politik ekonomi yang begitu dominan. Memulai teori – teori ekonomi Neo Liberal yang mewakili sebuah proyek ideologi adalah berbasis konsep – konsep abstrak seperti eskpektasi rasional, maksimalisasi utilitas, pasar bebas dan sebagainya, yang berasumsi efisiensi pasar dan oleh karenanya menjadi dasar pengulangan konseptualisasi peran Negara di dalam ekonomi, yaitu dalam menegakkan ‘aturan hukum’ sebagai lawan dalam kepemilikan dan berjalannya bisnis atau pelayanan kesejahteraan”. ( pp.5-6. Kean Birch and Vlad Mykhnenko 2010 The Rise and Fall of Neoliberalism: The Collapse of an Economic Order )
Begitu banyak sarjana dalam dekade tahun 2000 hingga sekarang menuliskan permasalahan yang dimunculkan oleh kebijakan pemerintah yang berlandaskan prinsip – prinsip dasar Neo Liberalisme. Permasalahan menjadi kompleks dan multidimensi. Bukan saja kebijakan dalam lingkup ekonomi namun kemudian mau tidak mau mendorong kepada sengketa ideologi baru dengan kandungan ideologi lokal. Friksi sosial politik adalah suatu keniscayaan. Adanya pembangunan kerjasama sebuah pemerintahan ( Negara ) dengan berbagai stakeholders mau tidak mau melekat di dalamnya kepentingan – kepentingan baku kelompok Neo Liberalisme. Motivasi dan pelaksanaan proyek – proyek atas nama Negara juga menjadi sesuatu yang tidak dapat berdiri tanpa kecurigaan – kecurigaan politik. Dan ini semuanya karena adanya kesimpulan, tidak sebagaimana dikatakan olehTurner sebagai proses alamiah yang heterogen. Sebagaimana penulis berpendapat gerakan awalnya adalah homogen dan kemudian dalam proses pergerakannya yang menjadikan Neo Liberalisme berbentuk heterogen. Dan sifat heterogen ini adalah bentuk akomodasi atau penyesuaian ke dalam ruang lingkup penerapan dan aplikasinya. Sebagaimana kutipan berikut yang juga berkata :
“Selanjutnya penggabungan ide Neo Liberal ke dalam kebijakan spesifik pemerintah menggambarkan secara lebih akurat proyek persekutuan politik strategi spesifik sebuah Negara yang mempromosikan Neo Liberalisme melalui karakter proses yang berbeda terhadap privatisasi, liberalisasi, merketisasi, deregulasi dan monetarisme. Namun strateri tersebut berbeda dalam motivasi dan prioritas politik, bergantung kemana semuanya akan diterapkan ( Birch dan Mykhnenko 2009). Maka, Brenner dan lainnya ( 2010 ) berpendapat bahwa proyek – proyek – proyek Negara dituntun ke dalam konteks spesifik untuk pelaksanaan Neo Liberalisme yang selalu ditanamkan ke dalam dan melaksanakan pembenahan cara pandang kelembagaan melalui proses Neo Liberalisasi, yaitu, Neo Liberalisasi tidak mewakili proses homogenisasi tunggal, tapi mengarahkannya menuju ke bermacam tempat yang berbeda. Sebagaimana dibuktikan dalam bab – bab selanjutnya”. ( pp.5-6. Kean Birch and Vlad Mykhnenko 2010 The Rise and Fall of Neoliberalism: The Collapse of an Economic Order )
Adanya penyeragaman dan monolitik sistem yang tidak mengindahkan komponen lokal satu negara yang begitu gencar dikampanyekan dalam beberapa dekade pasca perang dunia kedua merupakan pemaksaan ideologis secara implisit. Atas dasar inilah penting bagi peneliti dan pelajar yang mengkhususkan penelitiannya terhadap variasi penerapannya Neo Liberalisme. Bahwa Negara yang diimpikan oleh Neo Liberal adalah Negara yang menjauh dari intervensi pasar ekonomi. Tampak seperti sekedar Negara yang menjadi agen kampanye globalisasi dan pasar bebas. Negara menjadi instrumen pelanggengan konsep – konsep dasar Neo Liberalisme dan ini tanpa memikirkan lebih jauh konsekuensi – konsekuensi yang kemungkinan saja berdampak Negatif akibat friksi terhadap kepentingan Nasional sebuah Negara. Dan kesimpulan seperti ini bukannya tidak diperhatikan beberapa peneliti, sebagaimana berikut misalnya :
Oleh karenanya menjadi mungkin untuk mengidentifikasi berbagai bentuk Neo liberalisme sepanjang adanya bermacam dampak yang berbeda dari neo liberalisasi yang tidak hanya nyata dalam bidang sejarah dan sosial, politik dan ekonomi, , tetapi juga secara geografis, karena Neo liberalisme dioperasikan dalam berbagai skala ( Larner 2003 ) . Sebagai contoh, Neo liberalisme jelas ada dalam proyek-proyek lokal , kebijakan Nasional Negara, dan lembaga supranasional seperti Organisasi Perdagangan Dunia ( WTO ) dan Bank Dunia (lihat van Waeyenberge, volume ini) .
Meskipun terdapat perbedaan dalam pengambilan dan respon terhadap bentuk Neo liberalisme tersebut (lihat Chatterton , Routledge , Shaoul , volume ini) – Khususnya di dalam satu Negara yang berdasarkan Negara (lihat Hinojosa dan Bebbington , volume ini ) – Permasalahan atas variasi Neo liberalisme ini adalah pertanyaan empiris yang perlu dikemukakan melalui penelitian yang cermat. Secara konseptual , bagaimanapun, menjadi mungkin untuk berpikir tentang neoliberalisme sebagai proyek ekonomi-politik hegemonik , sebagaimana yang telah dilakukan oleh banyak sarjana. Secara khusus , Adam Tickelldan Jamie Peck ( 2003 : 166 ) berpendapat bahwa Ne oliberalisme adalah proses terbaik yang digambarkan sebagai ' mobilisasi kekuasaan negara’ dengan perluasan yang bersifat kontradiktif dan reproduksi pasar ( seperti ) aturan' , yang dapat dipilah kegunaannya menjadi fase bergulir ( roll-back ) dan bertambah besar ( roll- out ) ”. ( p.6. Kean Birch and Vlad Mykhnenko 2010 The Rise and Fall of Neoliberalism: The Collapse of an Economic Order )
Demokrasi, Pasar bebas dan Globalisasi adalah perangkat dari liberalisme modern untuk memastikan jalan langgeng yang aman dan panjang. Dan karenanya perlu kita paparkan satu perangkat Neo Liberalisme yaitu ‘Globalisasi’. Globalisasi semacam dirigen yang mengendalikan sebuah orchestra dengan instrument yang sangat lengkap. [tondifr/ali/voa-islam.com]
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar