Perang Waddan
Perang Waddan atau Perang Abwa adalah pertempuran pertama yang melibatkan pasukan Muslim dan Nabi Muhammad. Penyergapan Kafilah berlangsung 623-624, yang kemudian menyebabkan Perang Badar. Pertempuran ini disebut Ghazawat, yang meupakan pertempuran di mana Muhammad ikut mengambil bagian. Sebagian besar pertempuran yang terjadi di Waddan Abwa hanyalah pertempuran kecil: terkadang hanya penembakan anak panah dan tanpa korban; yang kemudian menjadi awal dari konflik yang lebih besar.Latar belakang
Setelah Muhammad dan pengikutnya hijrah ke Madinah pada tahun 622, kaum Quraisy menyita barang mereka tinggalkan. Dari Madinah, beberapa Muslim menyerang kafilah-kafilah Quraish yang melakukan perjalanan dari Syria ke Mekah. Pada tahun 624, Abu Sufyan memimpin salah satu kafilah, dan ketika para muslim menyergap kafilah, dia kemudian meminta bantuan dari Quraish. Hal ini kemudian mengakibatkan Perang Badar, yang berakhir dengan kemenangan Muslim. Namun, Abu Sufyan berhasil pulang ke Mekah. Kematian para pemimpin Quraisy yang dalam pertempuran Badar menjadikannya sebagai pemimpin Mekah.[1] Abu Sufyan kemudian masuk Islam dan menjadi salah satu sahabat nabi setelah Muhammad menunjukkan belas kasihan kepadanya ketika Mekah dikuasai. Dalam sebuah hadist yang terkenal Abu Sufyan berkata:“ | Ini, mataku, yang telah terluka demi Allah dan Islam | ” |
Serangan terhadap Kafilah Bani Dzamrah
Kafilah-kafilah Bani Dzamrah disergap. Negosiasi dimulai dan kedua pemimpin (Muhammad dan Makhsyi bin Amr Adz-Dzamrah) menyetujui perjanjian untuk tidak saling menyerang, Bani Dzamra berjanji untuk tidak menyerang Muslim atau sisi dengan Quraish.[1] Menurut sarjana muslim al-Zurqani, isi dari perjanjian adalah sebagai berikut:“ | Surat ini adalah dari Muhammad, Rasullulah, mengenai Bani Dzamrah. Yang mana ia (Muhammad) jaga keselamatan dan keamanan dari nyawa dan harta mereka. Mereka dapat meminta bantuan dari pihak Muslim, kecuali bila mereka menentang agama Allah. Diharapkan bagi mereka untuk membantu nabi bila dimintai bantuan | ” |
Catatan kaki
- ^ a b Haykal, Husayn (1976), The Life of Muhammad, Islamic Book Trust, hlm. 217–218, ISBN 9789839154177
- ^ http://www.sahaba.net/modules.php?name=News&file=article&sid=62
- ^ Al Mawahibul Ladunniyah 1/75, and its commentary by Az-Zurqani, as referenced in the "Sealed Nectar"
- ^ The Sealed Nectar,Page 244, By Saifur Rahman al Mubarakpuri
Sumber
Ekspedisi Safwan
|
|||||||
Pihak yang terlibat | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Muslim dari Mekkah | Quraish dari Mekkah | ||||||
Komandan | |||||||
Muhammad | Kurz bin Jabir al-Fihri | ||||||
Kekuatan | |||||||
70[1] | Tidak diketahui |
Ekspedisi Safwan juga dikenal dengan Invasi Badar Pertama terjadi setelah Perang Waddan. Ekspedisi diperintahkan oleh Muhammad setelah ia menerima informasi bahwa Kurz bin Jabir al-Fihri mencuri beberapa ternak milik Muslim. Oleh karena itu, Muhammad memerintahkan sekitar 70 Muslim, untuk mengejar dia ke Safwan, sebuah daerah di pinggiran Badar. Tetapi Kurz bin Jabir al-Fihri berhasil melarikan diri.
Ekspedisi ini kemudian dikenal sebagai invasi Badar Pertama.[3][4]
Catatan Kaki
- ^ a b Al-Mubarakpuri, Saifur Rahman (2002), When the Moon Split, DarusSalam, hlm. 147
- ^ Strauch, Sameh (2006), Biography of the Prophet, Darussalam Publications, hlm. 400, ISBN 9789960980324
- ^ The Sealed Nectar,Page 244-245, By Saifur Rahman al Mubarakpuri
- ^ List of Battles of Muhammad
Sumber
Perang Buwat
Penyergapan Kabilah Mekkah di Buwat | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
|
|||||||
Pihak yang terlibat | |||||||
Muslim dari Medina | Quraish dari Mekkah | ||||||
Komandan | |||||||
Muhammad | Umayyah bin Khalaf | ||||||
Kekuatan | |||||||
200 | 100 (1500-2500 Unta) |
Perang Buwat terjadi pada 2 Hijriah, di bulan Rabiul Akhir. Ini adalah serangan ke 5 yang diperintahkan oleh Muhammad. Muhammad memimpin penyerbuan ini juga [2]
Latar belakang dan Penyerbuan
Sebulan setelah serangan di al-Abwa, ia secara pribadi memimpin dua ratus orang Muhajir dan Ansar menuju Buwat, sebuah jalur yang dilewati oleh pedagang-pedagang Quraish. Sebuah kawanan yang terdiri dari seribu lima ratus unta melewati rute ini, disertai oleh seratus tentara di bawah pimpinan Umayyah bin Khalaf, seorang Quraish. Tujuan dari serangan ini adalah untuk menghadang dan menawan rombongan Quraish yang kaya akan harta hasil perdagangan. Tidak ada pertempuran terjadi dan tidak ada rampasan yang didapatkan. Hal ini disebabkan karena rute yang dilewati kafilah, tidak diketahui. Muhammad lalu pergi ke Dhat al-Saq, di padang pasir al-Khabar. Dia berdoa di sana dan sebuah mesjid dibangun di tempat tersebut. Ini adalah serangan di mana beberapa Ansar ambil bagian untuk pertama kalinya. [3]Catatan kaki
- ^ Mubarakpuri, Saifur Rahman Al (2005), The sealed nectar: biography of the Noble Prophet, Darussalam Publications, hlm. 244, ISBN 978-9960899558
- ^ a b Haykal, Husayn (1976), The Life of Muhammad, Islamic Book Trust, hlm. 217–218, ISBN 9789839154177
- ^ The Sealed Nectar,Page 244-245, By Saifur Rahman al Mubarakpuri
Sumber
Ekspedisi Dul Ashir
|
|||||||
Pihak yang terlibat | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Muslim dari Mekkah | Kabilah Quraisy | ||||||
Komandan | |||||||
Muhammad | Abu Sufyan | ||||||
Kekuatan | |||||||
150-200[1] | Tidak diketahui |
Ekspedisi Dul Ashir terjadi setelah Perang Buwat. Ekspedisi diperintahkan oleh Muhammad setelah ia menerima kabar bahwa ada kafilah yang sedang menuju ke Suriah. Muhammad kemudian memerintahkan sekitar 150-200 Muslim mencoba untuk menyerang kafilah, tetapi gagal karena kafilah telah lewat sebelum Muslim tiba. Sementara itu, Muhammad dilaporkan menandatangani perjanjian dengan Bani Mudlej [1]
Catatan kaki
^ a b c Al-Mubarakpuri, Saifur Rahman (2002), When the Moon Split, DarusSalam, hlm. 147Sumber
0 komentar:
Posting Komentar