Penyergapan kafilah Najd
Penyergapan yang kedelapan, yaitu Penyergapan karavan Nejd, terjadi di Jumad at Thaniya, pada tahun 3 H. Kafilah Quraisy melakukan perdagangan karena musim panas sudah dimulai dan itu merupakan waktu yang tepat bagi mereka untuk pergi ke Suriah untuk melaksanakan bisnis pergangan musiman mereka.Orang Quraisy Mekkah sebenarnya sudah kehilangan jalur untuk melakukan perdagangan, karena kaum Muslim berhasil menyerang banyak kafilah mereka dan memotong jalur perdagangan mereka yang sebelumnya. Dengan demikian, mereka berusaha jalur perdagangan lainnya bagi kafilah mereka.[32]
Sekelompok orang Quraisy yang dipimpin oleh Safwan bin Umayyah mengambil resiko dengan mengirim kafilah melalui sebuah jalur di timur jauh Madinah, dengan menggunakan pemandu yang terpercaya. Akan tetapi, Muhammad memperoleh informasi mengenai hal ini, dan dia pun mengirim Zaid bin Haritsah beserta 100 orang.[33]
Setelah memperoleh informasi dan diberi perintah oleh Muhammad, Zaid bin Haritsah pergi mendatangi kafilah orang Quraisy itu. Mereka berhasil menyergapnya dan memperoleh rampasan uang senilai 100.000 dirham. Sementara Safan, pemimpin kafilah tersebut, dan para penjaganya melarikan diri. Akibatnya, kaum Muslim berhasil menggagalkan usaha orang Quraisy untuk menemukan jalur perdagangan lainnya.[15][34]
Pegunungan Tuwaiq di daerah Najd.
Ekspedisi Zaid bin Haritsah di Al-Is
|
|||||||
Komandan | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Zaid bin Haritsah | Abu al-As | ||||||
Kekuatan | |||||||
170 penunggang kuda | Tidak diketahui | ||||||
Korban | |||||||
0 [35] | Beberapa orang ditawan |
Penyergapan yang kesembilan, yaitu Ekspedisi Zaid bin Haritsah di Al-Is, berlangsung pada bulan September tahun 627 M, atau bulan kelima tahun 6 H dalam kalender Islam.[15]
Zaid bin Haritsah, memimpin 170 penunggang kuda, berangkat ke sebuah tempat yang disebut Al-is. Dia mencegat kafilah orang Quraisy yang dipimpin oleh Abu al-As, kerabat Muhammad (suami Zainab) dan mengambil unta-unta mereka sebagai harta rampasan.[35][36]
Abu al-As dibebaskan atas desakan dari putri Muhammad, Zainab.[35][36] Seluruh kafilah itu, termasuk sejumlah besar perak, dirampas dan beberapa penjaganya ditawan.[37]
Ekspedisi Abu Ubaidah bin al-Jarrah
Penyergapan yang kesepuluh, yaitu Ekspedisi Abu Ubaidah bin al-Jarrah,[38] juga dikenal sebagao Ekspedisi Ikan[39] atau Invasi al-Khabt,[40] terjadi pada bukan Oktober tahun 629 M atau bulan ketujuh tahun 8 H dalam kalender Islam.[38] Beberapa sejarawan berpendapat bahwa waktu kejadiannya adalah bulan keempat tahun 7 H.[15][41]Muhammad mengutus Abu Ubaidah bin al-Jarrah bersama dengan 300 orang Muslim untuk menyerang dan menghukum suku Juhaynah di al-Khabat, di pesisir, lima hari perjalanan dari Madinah. Dia dikirim untuk mengamati kafilah Quraisy. Tidak terjadi bentrokan karena musuh langsung kabur setelah mengetahui kedatangan kaum Muslim.[40]
Ekaspedisi ini terkenal karena kaum Muslim kekurangan suplai, dan persediaan makanan yang ada sangat sedikit. Akibatnya mereka harus berjuang untuk bertahan hidup dan sempat menderita kelaparan. Pada akhirnya, kaum Muslim, menemukan seekor paus sperma yang terdampar di pantai. Mereka memakan daging hewan itu untuk dua puluh hari berikutnya. Ibnu Hisham menyebutkan insiden itu secara rinci. Inilah kenapa ekspedisi ini disebut juga "Ekspedisi Ikan". Mereka membawa sebagian daging basi kepada Muhammad dan dia ikut memakannya.[41][42]
Ekspedisi Abu Qatadah bin Rab'i al-Ansari di Batn Edam
Penyergapan kesebelas, yaitu Ekspedisi Abu Qatadah bin Rab'i al-Ansari,[43] dilakukan di Batn Edam (atau Batn Idam) dan berlangsung pada bulan November tahun 629 M, atau bulan kedelapan tahun 8 H dalam kalender Islam.[15]Muhammad berencana untuk menyerang Mekkah. Supaya tidak terjadi kebocoran informasi sehubungan dengan niat militernya, Muhammad mengutus pleton yang terdiri dari delapan orang di bawah pimpinan Abu Qatadah bin Rab‘i ke arah Edam, yang cukup dekat dari Madinah, pada bulan Ramadan tahun 8 H. Ini dilakukan untuk mengalihkan perhatian orang-orang dari tujuan utamanya, yaitu menyerang Mekkah, yang sudah dia persiapkan.[44]
Menurut Ibnu Sa'd, Ibnu Hisham, dan banyak kumpulan hadits Sunni,[45] sebuah kafilah badui lewat dan menyapa kaum Muslim dengan ucapan “Assalamu'alaikum.” Namun Abu Qatadah tetap menyerang kafilah itu dan membunuh orang-orangnya. Mereka kembali pada Muhammad dengan harta rampasan dan memberitahu apa yang telah terjadi.
Muhammad kemudian mengungkapkan ayat 4:94.[46][47] Ibnu Katsir menafsirkan ayat tersebut sebagai perintah Allah kepada umat Muslim untuk lebih berhati-hati ketika membunuh sesama Muslim secara tidak sengaja.[46]
Izin untuk menyerang
Hingga titik ini, Muhammad meminta kaumnya untuk menahan penghinaan dan pelecehan yang dilakukan oleh orang Quraisy. Karena disiksa secara berat dan harta benda mereka dirampas, Muhammad mengklaim bahwa Allah memberinya izin untuk memerangi orang kafir Quraisy.Izin untuk menyerang itu diberikan dalam beberapa tahap selama misi kenabian Muhammad:
- Pada awalnya, kaum Muslim diizinkan untuk menyerang orang Quraisy Mekkah karena orang-orang itulah yang dulu menyiksa kaum Muslim. Kaum Muslim diperbolehkan untuk merampas harta benda mereka, namun tidak diizinkan mengganggu suku-suku yang memiliki kesepakatan dengan Muhammad.
- Kemudian Muhammad dan para Muslim diizinkan untuk menyerang suku-suku penyembah berhala yang bersekutu dengan kaum Quraisy.
- Kemudian Muhammad dan kaum Muslim diizinkan untuk menyerang kaum Yahudi di Madinah setelah orang Yahudi melanggar Piagam Madinah dan kesepakatan mereka dengan kaum Muslim.
- Selanjutnya, Muhammad dan kaum Muslim diizinkan untuk menyerang "Ahli Kitab", yaitu orang Kristen dan Yahudi. Jika para ahli kitab membayar pajak yang disebut Jizyah, maka kaum Muslim dilarang untuk menyerang mereka.
- Kaum Muslim diharuskan untuk berdamai dengan para penyembah berhala, orang Yahudi, ataupun orang Kristen yang telah berpindah ke agama Islam, dan kaum Muslim harus menganggap mereka sebagai saudara sesama Muslim.[48]
Referensi
- ^ Montgomery Watt, William (21 Jan 2010). Muhammad: prophet and statesman. Oxford University Press, 1974. hlm. 105. ISBN 978-0-19-881078-0.
- ^ Mubarakpuri, When the Moon Split, hlm. 146.
- ^ Gabriel, Richard A. (2008), Muhammad, Islam's first great general, University of Oklahoma Press, hlm. 73, ISBN 978-0-8061-3860-2
- ^ Gabriel, Richard A. (2008), Muhammad, Islam first general, Blackwell, hlm. 73, ISBN 9780806138602
- ^ Welch, Muhammad, Encyclopedia of Islam
- ^ Watt (1964) hlm. 76
- ^ Peters (1999) hlm. 172
- ^ Michael Cook, Muhammad. Dalam Founders of Faith, Oxford University Press, 1986, hlm 309.
- ^ Watt (1953), hlm. 16-18
- ^ Loyal Rue, Religion Is Not about God: How Spiritual Traditions Nurture Our Biological, 2005, hlm.224
- ^ John Esposito, Islam, Expanded edition, Oxford University Press, hlm.4-5
- ^ a b c d e f Mubarakpuri, The Sealed Nectar, hlm. 127.
- ^ a b c d e Mubarakpuri, When the Moon Split, hlm. 147.
- ^ a b c d e f g h i Haykal, Husayn (1976), The Life of Muhammad, Islamic Book Trust, hlm. 217–218, ISBN 9789839154177
- ^ a b c d e f g h i j k Hawarey, Dr. Mosab (2010). The Journey of Prophecy; Days of Peace and War (Arabic). Islamic Book Trust.
- ^ here
- ^ Hawarey, Dr. Mosab (2010). [The Journey of Prophecy; Days of Peace and War (Arab)] Check
|url=
scheme (help). Islamic Book Trust.Catatan: Buku mengandung daftar pertempuran Muhammad dalam bahasa Arab, terjemahan dalam bahasa Inggris juga tersedia di sini - ^ a b c d Muḥammad Ibn ʻAbd al-Wahhāb, Mukhtaṣar zād al-maʻād, p. 345.
- ^ a b c d e f g h i Witness Pioneer "Pre-Badr Missions and Invasions"
- ^ Witness Pioneer, "Pre-Badr Missions and Invasions"
- ^ Shahih Bukhari, 5:57:74
- ^ a b c Mubarakpuri, The Sealed Nectar, hlm. 244
- ^ Al Mawahibul Ladunniyah 1/75, and its commentary by Az-Zurqani, as referenced in the "Sealed Nectar"
- ^ a b Muḥammad Ibn ʻAbd al-Wahhāb, Mukhtaṣar zād al-maʻād, p. 346.
- ^ a b c d e f g Mubarakpuri, The Sealed Nectar, hlm. 128
- ^ a b c d Mubarakpuri, When the Moon Split, hlm. 148.
- ^ Nakhla Raid, 2008
- ^ a b Nakhla Raid Quran Verse, 2008
- ^ [Qur'an 2:217]
- ^ Tafsir ibn Kathir, on 2:217, free online text version
- ^ Mubarakpuri, The Sealed Nectar, hlm. 130
- ^ Mubarakpuri, The Sealed Nectar, hlm. 290.
- ^ Watt, W. Montgomery (1956). Muhammad at Medina. Oxford University Press. hlm. 20. ISBN 978-0195773071. (online)
- ^ Mubarakpuri, The Sealed Nectar, hlm. 153
- ^ a b c d "Zaid bin Haritha, in Jumada Al-Ula 6 Hijri", Witness-Pioneer.com
- ^ a b c Mubarakpuri, The Sealed Nectar, hlm. 205
- ^ Muir, The life of Mahomet and history of Islam to the era of the Hegira, Volume 4, hlm. 6.
- ^ a b Abu Khalil, Atlas of the Prophet's biography: places, nations, landmarks, hlm. 218.
- ^ Muir, The life of Mahomet and history of Islam to the era of the Hegira, Volume 4, Hlm. 104.
- ^ a b "The invasion of Al-Khabt", Witness-Pioneer.com
- ^ a b Mubarakpuri, The Sealed Nectar, hlm. 206
- ^ Muir, The life of Mahomet and history of Islam to the era of the Hegira, Volume 4, hlm. 106.
- ^ Abu Khalil, Atlas of the Prophet’s biography: places, nations, landmarks, hlm. 218.
- ^ "Preparations for the Attack on Makkah", Witness-Pioneer.com
- ^ Sahih Muslim, 43:7176
- ^ a b Tafsir ibn Kathir Juz, Pg 94, By Ibn Kathir, Translation by Muhammad Saed Abdul-Rahman
- ^ Say not to anyone who greets you: "You are not a believer;, Tafsir Ibn Kathir, Text Version
- ^ Mubarakpuri, When the Moon Split, hlm. 145.
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar