Persekutuan Perancis-Utsmaniyah
Persekutuan Perancis-Utsmaniyah atau persekutuan Perancis-Turki adalah persekutuan yang dimulai pada tahun 1536 antara raja Perancis François I dengan penguasa Utsmaniyah Suleiman yang Agung. Persekutuan ini dijuluki sebagai "persekutuan diplomatik non-ideologis pertama antara negara Kristen dengan non-Kristen."[1] Persekutuan ini menimbulkan skandal di Eropa,[2] dan disebut sebagai "persekutuan tak beriman", atau "persatuan yang melanggar kesucian antara Lili dengan Bulan Sabit". Akan tetapi, persekutuan ini tetap berlangsung karena tujuan kedua belah pihak terpenuhi.[3] Persekutuan strategik yang kadang-kadang taktikal ini merupakan salah satu persekutuan Perancis yang paling penting dan berlangsung selama lebih dari dua setengah abad,[4] hingga kampanye militer Napoleon di Mesir pada tahun 1798–1801 merusaknya. Persekutuan Perancis-Utsmaniyah juga merupakan bagian yang penting dalam hubungan Perancis-Asia.Catatan kaki
- ^ Kann, hal.62
- ^ Miller, p.2
- ^ Merriman, hal.133
- ^ Merriman, p.132
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Khairuddin Barbarossa
Gambaran Hayreddin Barbarossa
Barbarossa artinya janggut merah. Orang besar yang berjanggut merah dalam sejarah dunia ada tiga, yaitu kaisar Frederick I Romawi (1123-1190) dan kakak beradik Aruj dan Khairuddin dari Turki.
Islam pernah mengisi peradaban tingkat tinggi di Andalusia, kebudayaan, filsafat (sains) dan teknologi (terutama struktur dan arsitektur) lahir di wilayah semenanjung Iberia (Spanyol) tersebut. Thariq bin Ziyad yang membawa misi Islam diabadikan menjadi nama gunung di semenanjung tersebut, yaitu Jabal Thariq yang diucapkan orang barat menjadi Gibraltar (kini berada di bawah kekuasaan Inggris). Sebuah gunung di dekat selat yang menghubungkan samudera Atlantik dengan Laut Tengah. Bangsa barat (Eropa) tercengang dengan kemajuan Andalusia, Cordoba, Granada dan Sevilla setelah dipimpin Bani Abbasiyah pada tahun 756M. Umat Islam, Kristen dan Yahudi hidup rukun selama dua abad lebih di saat itu.
Selama era Perang Salib ini, Eropa melancarkan misi Reconquista yaitu misi penaklukan kembali wilayah-wilayah Eropa. Satu persatu kota-kota dengan peradaban tinggi mulai jatuh, Lisboa, Merida, Cordoba, Valencia, Murcia, Sevilla dan puncaknya Granada jatuh pada tahun 1492M. Bangsa Moor di wilayah Andalusia tersebut terpaksa hengkang ke Afrika utara karena misi Reconquista dilanjutkan dengan misi inkuisisi yaitu pembersihan kaum muslim, sebagian murtad dan sebagian lagi bersembunyi di pegunungan. Misi ini memuncak ketika raja Ferdinand II dari Aragon menikah dengan ratu Isabella dari Castille, dan selanjutnya dikenal sebagai Ferdinand V dari Kastilia. Ferdinand merupakan seorang Khatolik yang fanatik.
Kaum muslim dan Yahudi dibersihkan selama masa kepemimpinannya. Masjid Cordoba yang bertiang 1000 buah kini menjadi gereja, begitu pula Alhambra hanya tinggal kenangan. Reconquista diteruskan ke arah Afrika utara dan ke arah timur yang menjadi tujuan utama, yaitu tanah suci Jerusalem. Jatuhnya Andalusia ini sampai ke Turki yang saat itu dipimpin oleh Sulaiman I yang telah berhasil menaklukkan Byzantium.
Aruj adalah seorang pelaut biasa yang biasa berlayar di wilayah perairan Yunani dan Turki. Suatu hari kapalnya diserang kapal militer St. John of Jerusalem atau biasa disebut sebagai Knight of Rhodes, kejadian ini membuat adik bungsunya terbunuh. Sejak saat itu Aruj dan Khairuddin melakukan aksi bajak laut kepada semua kapal-kapal militer Kristen. Aksi ini sangat menggemparkan dan sangat ditakuti militer Kristen, dikenal sebagai bajak laut Barbarossa Brothers karena keduanya berjanggut merah. Makna negatif Barbarossa dipropagandakan hingga sekarang, misalnya perampok pada komik Asterix dan film Pirates of Carribean yang selalu sial, meskipun settingnya tidak sama (mungkin tawa anda sekarang menjadi kecut).
Misi dendam Aruj akhirnya berubah menjadi misi perjuangan Islam setelah mendengar jatuhnya Andalusia.
Puluhan ribu bangsa Moor (bahkan yang mengungsi di pegunungan) berhasil ia selamatkan ke negeri-negeri Afrika utara seperti Maroko, Tunisia dan Aljazair, selain itu Aljazair dijadikan basis pertahanan lautnya.
Penguasa Aljazair tidak seramah sultan di Tunisia, Sultan Salim at Toumy malah mengusir Barbarossa ketika sedang bertempur dengan pasukan Kristen Spanyol. Aruj mengambil keputusan mempertahankan Aljazair dan akhirnya memimpin kota pelabuhan tersebut atas nama kesultanan Turki. Pada tahun 1518 Spanyol berhasil menghasut Amir kota Tlemcen (Tilmisan) untuk menentang Aruj, Aljazair ia serahkan kepada Khairuddin dan ia berangkat ke Tlemcen yang ternyata di sana ia malah berperang dengan saudara sendiri yang sesama Islam, pasukannya tercecer dan Aruj sempat lolos, namun banyak pasukannya tertangkap. Karena hubungannya dengan anak buahnya yang lebih dari sekadar kepentingan Aruj kembali bertempur dan gugur.
Gugurnya Aruj menjadikan pimpinan armada laut Turki pindah ke Khairuddin dan Spanyol mengira era Barbarossa telah berakhir di Laut Tengah. Spanyol mengirim 20.000 tentaranya ke Aljazair, pertempuran hebat terjadi, namun Khairuddin berhasil mengalahkan pasukan laut tersebut. Ia sadar terlalu banyak ancaman dari negeri sekelilingnya selain ancaman utama Spanyol, hingga akhirnya Khairuddin meminta melalui Aljazair supaya Amir Tunisia dan Tlemcen dialihkan kekuasaannya atas nama daulat Utsmani Turki, mereka pun setuju, hingga pada tahun 1519 Turki mengangkat Khairuddin sebagai beylerbey (Bakler Baik) atau wakil Turki di Aljazair dan memimpin pasukan Janissary, pasukan khusus militer Turki. Selama Khairuddin mempimpin, penyelamatan bangsa Moor di Andalusia semakin banyak dilakukan, tercatat 7 kali pelayaran dengan 36 kapal.
Kristen Eropa menjadi puyeng dengan gemilangnya Sulaiman I dari Turki, menguasai daratan dengan pasukan Janissary-nya dan menguasai Laut Tengah oleh Barbarossa, sang adik dari Aruj. Tahun 1529 di pulau Penon saat adzan berkumandang orang Spanyol menembakkan meriam ke menara masjid, terjadilah peperangan dan akhirnya setelah 20 hari pulau tersebut dikuasai Khairuddin. Di daratan Sulaiman I mengejar mimpinya menaklukkan Wina, Austria, sebanyak dua kali serangan diluncurkan namun keduanya gagal. Pasukan Turki yang kembali pulang sempat meninggalkan beberapa karung kopi yang kemudian mengubah aturan Paus Roma yang sebelumnya mengharamkan minuman yang diminum kaum muslim. Kemudian mereka menyebut itu sebagai cappuccino.
Pada tahun yang sama Andrea Doria di Genoa berhasil merestorasi Republik Genoa dan bersekutu dengan Charles V Spanyol dan melanjutkan misi reconquita berperang dengan Sulaiman I dan Barbarossa yang menguasai perairan Laut Tengah. Kaum Eropa menyebut Barbarossa sebagai bajak laut, meskipun tidak ada bendera hitam dan tengkorak yang menjadi simbol, bahkan bendera yang diusung adalah berwarna hijau berisi kaligrafi doa Nashrun minallaah wa fathun qariib wa basysyiril mu’miniin, ya Muhammad, empat nama khulafa ur rasyidin, pedang Zulfikar dan bintang segi enam Yahudi. Charles V yang berusaha dengan menarik Knights of Rhodes ke pulau Malta pun gagal membendung penguasaan Barbarossa atas Laut Tengah. Turki kagum atas prestasi Barbarossa, diangkatlah menjadi panglima Laut (Kapudan Pasha) daulat Utsmani dan membenahi angkatan Laut Turki.
Pada tahun 1535 gabungan sekutu Charles V dan Andrea Doria yang berubah nama menjadi Knight of Malta menyerang dan merebut Tunisia dengan 25.000 lebih pasukannya dalam 500 kapal. Pertempuran tidak imbang dan Tunisia jatuh ke tangan Spanyol. Barbarossa meskipun kalah pada tahun-tahun selanjutnya berhasil menguasai kepulauan Beleares dan merampas kapal-kapal Portugis dan Spanyol di selat Gibraltar.
Tahun 1538 sekutu gabungan Italia Spanyol berperang di Preveza, tepatnya di teluk Actium tempat pertempuran Octavian melawan Antonius dan Cleopatra dahulu kala. Preveza kala itu merupakan pelabuhan penting di Laut Tengah. Andrea memimpin 40 kapalnya dan Barbarossa dengan 20 kapal, tapi dengan kecerdikan Barbarossa atas informasi telik sandinya, pada pagi hari armada Barbarossa telah siap di mulut teluk Preveza dari tiga arah dan membombardir armada Andrea hingga mundur dari pertempuran. Barbarossa tak ingin berperang di laut lepas karena kapal-kapal armada laut Spanyol memiliki manuver yang lebih canggih.
Serangan ke Aljazair oleh sekutu Charles V dan Andrea Doria berlanjut tiga tahun kemudian dengan 200 kapal di luar musim berlayar yang biasanya karena kekhawatiran diserang Barbarossa dari belakang. Rakyat Aljazair di bawah pimpinan Hasan Agha bertempur mati-matian mempertahankan negerinya. Charles V tak mengira pertahanan dan strategir perang Aljazair yang matang, hingga armadanya kacau balau selain itu juga dihantam badai laut yang dahsyat. Andrea Doria dan Charles V berhasil selamat, dan kembali ke negerinya dengan kekalahan pahit.
Saat Prancis berperang dengan Spanyol, Prancis bersekutu dengan Turki, Barbarossa pun berangkat ke Marseilles untuk merebut Nice. Pulang dari Nice Barbarossa kemudian berangkat ke Genoa untuk membebaskan ajudan kepercayaannya, Turgut Reis.
Sumber
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Perang Italia 1542-1546
Pengepungan Nice oleh Angkatan Laut Prancis-Utsmaniyah pada 1543 (drawing by Toselli, after an engraving by Aeneas Vico)
Perang Italia merupakan konflik yang berkelanjutan dari Perang Italia, yang menghadapkan François I dari Perancis dan Suleiman I dari Kesultanan Utsmaniyah untuk melawan Karl V, Kaisar Romawi Suci dan Henry VIII dari Inggris. Cakupan perang amat luas, termasuk Italia, Perancis, dan Belanda Rendah, sekaligus usaha untuk menginvasi Spanyol dan Inggris. Konflik tersebut bersifat inkonklusif dan banyak yang rusak untuk para patisipan utama dalam perang.Perang ini muncul dari kegagalan Perdamaian Nice, yang diakhiri dengan Perang Italia 1536-1538, untuk menyelesaikan konflik jangka panjang antara Karl dan François-terutama klaim yang saling bertentangan mereka tentang Kadipaten Milan. Setelah menemukan alasan yang cocok, François mendeklarasikan perang melawan musuh abadi di 1542. Pertempuran dimulai sekaligus di seluruh Belanda Rendah; pada tahun berikutnya melihat Persekutuan Perancis-Utsmaniyah menyerang Nice, sebagai manuver di Italia utara yang memuncak pada pada pertempuran berdarah Ceresole. Kemudian, Karl dan Henri mulai menyerang Perancis, tapi pengepungan panjang Boulogne-sur-Mer dan Saint Dizier mencegah serangan yang menentukan untuk melawan Perancis.
Karl datang untuk berdamai dengan François dengan Perjanjian Crepy pada akhir 1544, tetapi karena kematian anak François yang paling muda, Adipati Orléans-yang diusulkan akan menikah dengan seorang kerabat kaisar adalah landasan perjanjian-membuat hal tersebut diperdebatkan kurang dari tahun sesudahnya. Henri, ditinggalkan sendiri tetapi enggan mengembalikan Bolougne kepada Perancis, terus berjuang sampai 1546, ketika Perjanjian Andres akhirnya direstorasi perdamaiannya antara Inggris dan Perancis. Kematian François dan akhir pemerintahan Henri di awal 1547 meninggalkan resolusi dari Perang Italia untuk ahli warisnya.
Perjanjian Crépy
Karl kekurangan dana dan butuh biaya untuk menghadapi kerusuhan agama yang meningkat di Jerman, meminta Henry untuk melanjutkan invasinya atau untuk memungkinkannya untuk membuat perdamaian yang terpisah.[1] Saat Henry menerima surat Kaisar, namun, Karl telah menyimpulkan perjanjian dengan François—Perdamaian Crépy—yang ditandatangani oleh perwakilan raja di Crépy-en-Laonnais, Picardie pada 18 September 1544.[2]Catatan bawah
Sumber
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pengepungan Malta (1565)
Pengepungan Malta (juga dikenal sebagai Pengepungan Besar Malta) terjadi pada tahun 1565 ketika Kesultanan Utsmaniyah menyerbu Malta. Ksatria Hospitaller berhasil memenangkan pertempuran ini.Selanjutnya, Turki Utsmaniyah tidak pernah lagi mencoba untuk mengepung Malta.
Sumber
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pertempuran Preveza
Pertempuran Preveza berlangsung pada tanggal 28 September 1538 di dekat Preveza, Yunani barat laut, antara armada Kesultanan Utsmaniyah melawan Liga Kudus yang dihimpun oleh Paus Paulus III. Utsmaniyah berhasil memenangkan pertempuran ini, sehingga mampu mendominasi Laut Tengah hingga Pertempuran Lepanto pada tahun 1571.
Latar belakang
Pada tahun 1537, Hayreddin Barbarossa merebut sejumlah pulau yang dikuasai oleh Republik Venesia di Laut Aegea dan Ionia, yaitu Syros, Aegina, Ios, Paros, Tinos, Karpathos, Kasos dan Naxos. Ia kemudian mengepung benteng Venesia di Corfu dan menyerbu pantai Calabria di Italia selatan.Untuk menghadapi ancaman ini, Paus Paulus III berhasil menghimpun Liga Kudus pada Februari 1538, yang terdiri dari Negara Kepausan, Spanyol, Republik Genoa, Republik Venesia, dan Ksatria Malta.
Catatan kaki
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar