Bayezid II
Bayezid II (lahir, 3 Desember 1447, wafat, 26 Mei 1512) adalah Sultan Ottoman yang memerintah tahun 1481-1512. Dia adalah anak tertua dari Mehmed II , memerintah sebagai Sultan dari Kekaisaran Ottoman 1481-1512.[2] Selama pemerintahannya, Bayezid II menguatkan Kekaisaran Ottoman dan menggagalkan Pemberontakan Safawi.Setelah kematian Mehmed II, Bayezid II bertengkar dengan saudaranya Cem yang juga anak Mehmed II, yang mengklaim tahta dan mencari dukungan militer dari Mamluk di Mesir. Setelah Cem dikalahkan oleh pasukan Bayezid II, Cem lari dan mencari perlindungan ke Knights St John di Rhodes . Akhirnya, Ksatria Cem diserahkan kepada Paus Innocent VIII (1484-1492). Paus pikir menggunakan Cem sebagai alat untuk mengusir Turki keluar dari Eropa, tapi, seperti Perang Salib Paus upya tersebut gagal, Cem dibiarkan merana dan mati di penjara Neapolitan.
Pemerintahan
Bayezid II naik tahta sebagai Sultan Ottoman pada tahun 1481. Seperti ayahnya Mehmed II, Bayezid II adalah pelindung budaya barat dan timur dan tidak seperti sultan lainnya, bekerja keras untuk memastikan kelancaran politik domestik, yang membuatnya mendapatkan julukan "Yang Adil".Sepanjang pemerintahannya, Bayezid II terlibat dalam berbagai kampanye untuk menaklukkan Venesia despotate , yang mendefinisikan daerah ini sebagai kunci untuk masa depan kekuatan angkatan laut Ottoman di Timur Mediterania apabila berhasil ditaklukkan . Yang terakhir dari perang-perang ini berakhir pada 1501 dengan Bayezid II di kontrol dari benteng utama Mistra dan Monemvasia . Bayezid juga bertanggung jawab untuk diri tertentu menimbulkan luka intelektual dalam peradaban Islam, seperti melarang semua percetakan di Arab dan Turki, larangan abadi dalam dunia Islam ini sampai tahun 1729. Pada akhir pemerintahannya sekali lagi terjadi perebutan kekuasaan di antara anaknya sendiri yaitu antara Selim I dan Ahmet.
Catatan kaki
2. ^ "Sultan Bajazid's (i.e., Beyazit's) Mosque, Constantinople, Turkey". World Digital Library. 1890-1900. Diakses 2013-10-19Sumber
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Selim I
Selim I (1465 – 22 September 1520; juga dikenal sebagai "Si Murung" atau "Si Pemberani ", Yavuz dalam bahasa Turki) (bahasa Arab: سليم الأول) adalah sultan dari Turki Utsmani dari 1512 hingga 1520.
Salim I dilahirkan di Amasya tahun 1465. Ayahnya adalah Sultan Bayazid II (1481-1512). Ibunya bernama Ayşe Hatun dari Dulkadir. Pada tanggal 25 April 1512, Sultan Bayezid II menyerahkan kekuasaan padanya yang didukung oleh militer yang melihat bahwa dia adalah orang yang ideal untuk membangkitkan gerakan ekspansi wilayah. Bayazid II sendiri, tak lama kemudian meninggal dunia.
Sejak awal pemerintahannya, Sultan Salim cenderung menyingkirkan lawan-lawan politiknya walaupun berasal dari saudara-saudaranya atau anak-anak mereka. Meski keras hati, namun dia masih senang berteman dengan orang-orang alim dan sangat menyukai sastra Persia dan Sejarah. Di jamannya, Ia menghentikan gerakan Jihad ke Eropa, dan mengalih-kannya ke Timur, untuk menyelamatkan wilayah-wilayah suci umat Islam dari rongrongan Portugis dan Spanyol dan juga membendung arus penyebaran aliran Syiah di Anatolia dan Irak yang disponsori oleh Dinasti Safawiyah dari Persia.
Oleh karena itu ia menyerang Kerajaan Safawiyah dan berhasil menduduki Tabriz, Mesopotamia, dan sebagian wilayah Armenia(1515). Setelah itu Ia menyerang dan menghancurkan Kesultanan Mamluk dalam Pertempuran Marj Dabiq dan al-Raydaniyya, yang menyebabkan menyatunya Suriah, Palestina dan Mesir kedalam wilayah Kesultanan Usmaniyah. Otomatis kota suci Mekkah dan Madinah masuk kedalam kekuasaannya. Ia lalu mengangkat dirinya sebagai Khadim ul Haremeyn, "Pelayan dari Kedua Kota Suci".
Setelah Salim menjadi penguasa kota-kota suci Islam dan merebut Mesir, maka Khalifah Al-Mutawakkil III dari Kairo dibawa ke Konstantinopel. Di sini Khalifah secara resmi menyerahkan kepada Salim gelar Khalifah serta lambang-lambangnya, yaitu pedang dan jubah nabi.
Selama pemerintahannya, Salim memperluas wilayah Usmaniyah dari 2,5 juta km2 menjadi 6,5 juta km2. Ia membuat penuh perbendaharaan kerajaan, menguncinya dengan meterainya sendiri dan mengumumkan bahwa, "Barangsiapa membuat penuh perbendaharaan ini melebihi isinya sekarang, ia dapat menggunakan meterainya untuk mengunci perbendaharaan.” Perbendaharaan ini dikunci dengan meterainya hingga runtuhnya Khilafah Turki Utsmani 400 kemudian.
Setelah kembali dari perangnya di Mesir. Ia mendapat surat dari penduduk Afrika Utara untuk meminta perlindungannya dalam menghadapi pelaut-pelaut Spanyol dan Portugis yang mengacau di Laut Tengah. Oleh karena itu ia menyiapkan ekspedisi untuk memerangi Rhodes dan di sana ia meninggal pada 9 Syawal 926 H / 22 Septembar 1520 karena sirpence, infeksi kulit. Sebagian sejarahwan percaya bahwa ia diracuni oleh dokter yang merawat infeksinya.
Selim juga seorang penyair dan ia menulis dengan menggunakan nama julukannya, mahlas Selimi Dalam salah satu puisinya, ia menulis: "Sebuah permadani cukup besar untuk diduduki oleh dua orang sufi, tetapi dunia tidak cukup besar untuk dua orang raja.”
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar