Didirikan di promontori Sarayburnu sekitar tahun 660 SM dengan nama Bizantium, kota yang sekarang bernama Istanbul ini berkembang menjadi salah satu kota paling penting dalam sejarah. Selama enam belas abad setelah didirikan kembali dengan nama Konstantinopel pada tahun 330 M, kota ini menjadi ibu kota dari empat kekaisaran, yaitu Kekaisaran Romawi (330–395), Kekaisaran Romawi Timur (395–1204 dan 1261–1453), Kekaisaran Latin (1204–1261), dan Kekaisaran Utsmaniyah (1453–1922).[5] Kota ini memainkan peran penting dalam kemajuan penyebaran Kristen selama masa-masa Romawi dan Romawi Timur sebelum Utsmaniyah menaklukkannya pada tahun 1453 dan mengubahnya menjadi pertahanan Islam sekaligus ibu kota kekhalifahan terakhir.[6] Meskipun Republik Turki menetapkan ibu kotanya di Ankara, istana dan masjid kekaisaran masih berjajar di perbukitan Istanbul sebagai lambang sejarah kota ini.
Posisi strategis Istanbul di Jalur Sutera,[7] jaringan rel ke Eropa dan Timur Tengah, dan satu-satunya rute air antara Laut Hitam dan Mediterania telah membantu memajukan penduduknya, meski tidak banyak sejak didirikannya Republik Turki pada tahun 1923. Setelah diabaikan selama periode antarperang, kota ini berhasil merebut perhatian dunia. Populasi kota bertambah sepuluh kali lipat sejak 1960-an setelah para migran dari seluruh Anatolia datang ke metropolis dan batas kota pun diperluas demi menampung mereka.[8][9] Beberapa festival seni diadakan pada akhir abad ke-20, sementara perbaikan infrastruktur berhasil menciptakan jaringan transportasi yang kompleks.
Tujuh juta turis asing berkunjung ke Istanbul pada tahun 2010 setelah dinobatkan sebagai Ibu Kota Budaya Eropa, sehingga kota ini menjadi tujuan wisata paling populer ke-10 di dunia.[10] Atraksi utama kota ini adalah pusat sejarahnya yang separuhnya terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, tetapi hub budaya dan hiburannya berada di sepanjang pelabuhan alami kota ini, Tanjung Emas, di distrik Beyoğlu. Diakui sebagai kota global,[11] Istanbul menjadi tempat berdirinya kantor pusat sejumlah perusahaan dan kantor berita Turki dan menyumbang lebih dari seperempat produk domestik bruto negara ini.[12] Demi memanfaatkan revitalisasi dan perluasannya yang cepat, Istanbul mencalonkan diri untuk menjadi kota penyelenggara Olimpiade Musim Panas 2020.[13]
Searah jarum jam: Tanjung Emas antara Galata dan Tanjung Seraglio; distrik keuangan Maslak; İstiklal Avenue; Haydarpaşa Terminal; dan Masjid Sultan Ahmed
Referensi
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaroo177
- ^ a b "The Results of Address Based Population Registration System, 2012". The Turkish Statistical Institute. 28 January 2013. Diakses 28 January 2013.
- ^ Mossberger, Clarke & John 2012, hlm. 145
- ^ WCTR Society; Unʼyu Seisaku Kenkyū Kikō 2004, hlm. 281
- ^ Çelik 1993, hlm. xv
- ^ Masters & Ágoston 2009, hlm. 114–5
- ^ Dumper & Stanley 2007, hlm. 320
- ^ Turan 2010, hlm. 224
- ^ "Population and Demographic Structure". Istanbul 2010: European Capital of Culture. Istanbul Metropolitan Municipality. 2008. Diakses 27 March 2012.
- ^ Weiner, Miriam B. "World's Most Visited Cities". U.S. News & World Report. Diakses 21 May 2012.
- ^ "The World According to GaWC 2010". Globalization and World Cities (GaWC) Study Group and Network. Loughborough University. Diakses 8 May 2012.
- ^ "OECD Territorial Reviews: Istanbul, Turkey". Policy Briefs. The Organisation for Economic Co-operation and Development. March 2008. Diakses 20 August 2012.
- ^ "IOC selects three cities as Candidates for the 2020 Olympic Games". The International Olympic Committee. 24 May 2012. Diakses 18 June 2012.
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar