Raja Jembrana A.A. Gde Agung
- batas timur adalah kerajaan Tabanan yang dihubungkan tukad Yeh Leh,
- batas utara adalah kerajaan Buleleng yang ditandai dengan deretan pegunungan
- batas selatan adalah samudra Hindia.
TAMPUK KERAJAAN DJEMBRANA :
ANAK AGUNG NGURAH DJEMBRANA
Adalah pendiri dan sebagai raja Djembrana I yang memerintah sejak tahun
1705. Beliau berasal dari puri Mengwi sebagai putera ketiga dari Anak
Agung Nyoman Alangkadjeng (raja Mengwi yang bergelar Cokorda
Mengwi,memerintah kerajaan Mengwi sejak tahun 1682)
ANAK AGUNG GDE DJEMBRANA Memangku jabatan sebagai raja Djembrana II yang memerintah sejak tahun 1755. Beliau adalah cucu raja Djembrana I.ANAK
AGUNG PUTU AGUNG Memangku jabatan raja Djembrana III sejak tahun 1790. Beliau adalah putera dari Anak Agung Gde Djembrana.
ANAK AGUNG GDE SELOKA
Putera sulung Anak Agung Putu Agung,memangku jabatan raja Djembrana IV
sejak tahun 1818 yang didampingi oleh adik kandungnya yaitu Anak Agung
Made Ngurah Bengkol sebagai raja muda kerajaan Djembrana.Raja muda
kerajaan Djembrana wafat pada tahun 1828 dan digantikan adik kandung
beliau yang bernama Anak Agung Njoman Madangan.
ANAK AGUNG PUTU NGURAH
Putera sulung Anak Agung Gde Seloka, memangku jabatan sebagai raja
Djembrana V sejak tahun 1839 yang didampingi oleh sepupunya yang bernama
Anak Agung Made Rai (putera Anak Agung Njoman Madangan) yang
selanjutnya memangku jabatan sebagai raja muda Djembrana.
ANAK AGUNG MADE RAI Memangku
jabatan raja Djembrana VI sejak tahun 1867, atas permintaan masyarakat
Djembrana yang diwakili oleh punggawa Negara I Wayan Geor. punggawa
Djembrana I Gede Nurun, punggawa Mendoyo I Wayan Djembo dan kepala Bali
Islam di Loloan Kapten Mustika. Pemerintah Hindia Belanda menobatkannya
sebagai raja Djembrana dengan besluit nomor 18 tahun 1867 tanggal 15
januari 1867.
Pemerintah Belanda kemudian menghapuskan kerajaan Djembrana dan kerajaan Buleleng serta menetapkannya berada dibawah pengendalian langsung pemerintah Belanda dan raja Djembrana VI tidak memangku jabatan sebagai raja Djembrana lagi pada tahun 1882. Karena pemerintah Belanda sedang berperang melawan kerajaan Badung, Tabanan, Klungkung dan Lombok. Raja Djembrana VI mangkat pada tahun 1906 serta meninggalkan 13 putera puteri,dimana putera beliau antara lain :
Pemerintah Belanda kemudian menghapuskan kerajaan Djembrana dan kerajaan Buleleng serta menetapkannya berada dibawah pengendalian langsung pemerintah Belanda dan raja Djembrana VI tidak memangku jabatan sebagai raja Djembrana lagi pada tahun 1882. Karena pemerintah Belanda sedang berperang melawan kerajaan Badung, Tabanan, Klungkung dan Lombok. Raja Djembrana VI mangkat pada tahun 1906 serta meninggalkan 13 putera puteri,dimana putera beliau antara lain :
- ANAK AGUNG GDE SUTANEGARA
- ANAK AGUNG NJOMAN KOTANEGARA
- ANAK AGUNG PUTU KERTANEGARA
- ANAK AGUNG KETUT PUTERANEGARA
ANAK AGUNG BAGUS NEGARA Adalah
salah seorang putera Anak Agung Njoman Kertanegara menggantikan
kakeknya Anak Agung Made Rai, memangku jabatan raja Djembrana VII sejak
tahun 1929 sampai 1960. Pemerintah Belanda memberikan hak penuh dan
mengakui secara sah kerajaan
Djembrana, Buleleng, Tabanan, Badung, Gianyar, Bangli, Klungkung
dan Karangasem dengan korteverklaring (surat pernyataan) dalam upacara
penobatan bersama di pura Besakih pada tanggal 30 Juni 1938. Beliau
menjadi raja/kepala pemerintahan di Djembrana sejak jaman Hindi
Belanda, aneksasi militer Jepang, era Negara Kesatuan Republik Indonesia
hingga menjadi perubahan bentuk pemerintahan dari kerajaan menjadi
kabupaten di tahun 1960.
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar